Memilih sekolah untuk anak adalah salah satu keputusan penting yang dihadapi orangtua. Bagi sebagian orang ini mungkin hanya tentang lokasi atau biaya. Namun, bagi yang lainnya keputusan ini melibatkan berbagai pertimbangan seperti kualitas pendidikan, fasilitas, hingga metode pengajaran. Saya sendiri turut mengalami fase ini saat harus memilih TK dan SD untuk anak saya. Prosesnya tidak mudah tetapi juga penuh pelajaran berharga.
Ketika pertama kali mulai mencari sekolah saya dihadapkan dengan begitu banyaknya pilihan. Ada SD Negeri yang terjangkau dengan fasilitas memadai tetapi ada juga sekolah swasta yang menawarkan pendekatan pendidikan modern dengan biaya cukup tinggi.
Belum lagi, ada pula Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang menambahkan nilai pendidikan agama dalam kurikulumnya. Setiap pilihan terasa menarik tetapi juga memicu kebingungan.
Salah satu pengalaman yang menjadi perhatian adalah ketika saya mengunjungi salah satu sekolah swasta yang baru pertama sekali saya ketahui lewat media sosial. PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) masih enam bulan lagi, tetapi sekolah tersebut sudah membuka pendaftaran. Bahkan, daftar tunggu atau "waiting list" sudah panjang!
Fenomena ini membuat saya merenung. Apa yang membuat sekolah ini istimewa dan banyak peminatnya?
Jawabannya ternyata terletak pada kualitasnya. Sekolah tersebut tampak memiliki guru-guru berkualitas, fasilitas lengkap, dan pendekatan pendidikan yang berpusat pada kebutuhan anak yang relevan dengan situasi saat ini. Mereka menawarkan lingkungan belajar yang nyaman dan menstimulasi anak. Tidak heran jika banyak orangtua bersedia masuk daftar tunggu dan siap membayar mahal demi pendidikan terbaik untuk anak-anak mereka.
Namun, fenomena ini juga membuka mata kita tentang realitas di sekolah negeri. Meskipun sekolah negeri telah mengalami banyak kemajuan tapi masih ada "trust issue" di kalangan orangtua.
Banyak yang merasa sekolah negeri belum mampu memenuhi ekspektasi mereka. Padahal sekolah negeri sebenarnya memiliki potensi besar jika dikelola dengan baik.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi sekolah negeri adalah masalah pemerataan akses dan kualitas. Tidak semua sekolah negeri memiliki fasilitas yang setara. Ada sekolah yang sudah memiliki fasilitas lengkap dan guru berkualifikasi tinggi tetapi ada juga yang masih terkendala di banyak aspek. Hal ini tentu mempengaruhi minat orangtua untuk menyekolahkan anak.
Masalah lainnya adalah transparansi penggunaan anggaran khususnya dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Sebagai orangtua, kita sangat berharap anggaran ini dikelola dengan jujur dan bertanggung jawab.
Jika dana BOS digunakan secara optimal sebenarnya dapat menjadi "game changer" bagi sekolah negeri. Dengan pengelolaan yang baik jelas sekolah negeri dapat menyediakan fasilitas yang sama baiknya dengan sekolah swasta.