Lihat ke Halaman Asli

Akbar Pitopang

TERVERIFIKASI

Berbagi Bukan Menggurui

ANBK 2024 di Tengah Isu Rendahnya Literasi dan Numerasi Siswa

Diperbarui: 18 Oktober 2024   11:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyongsong sukses ANBK 2024, persiapan yang sudah dilakukan sudah sampai mana? (Foto: Akbar Pitopang)

Pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) menjadi salah satu momen penting dalam kalender pendidikan setiap tahun. Seperti tahun-tahun sebelumnya, sekolah kami juga mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh untuk mengikuti ANBK 2024. Tidak hanya sebagai evaluasi terhadap kemampuan literasi dan numerasi siswa, ANBK juga menjadi tolok ukur bagi sekolah dalam mengukur efektivitas proses pembelajaran yang telah dijalankan.

Tahun ini, persiapan ANBK di sekolah kami terasa lebih ringan dibandingkan tahun sebelumnya. Berkat bantuan 15 perangkat Chromebook yang diterima beberapa bulan lalu, sekolah tidak lagi harus meminjam perangkat dari sekolah lain. Dengan adanya bantuan ini, setiap sesi ANBK bisa diikuti oleh 15 siswa yang telah ditentukan dan dibagi menjadi dua sesi. 

Persiapan perangkat dan teknis juga dilakukan secara matang melalui simulasi dan gladi yang berjalan lancar. Meski begitu, masalah jaringan masih menjadi kendala yang perlu diantisipasi.

Masalah konektivitas yang sempat mengganggu jalannya simulasi membuat aplikasi Exam Browser yang digunakan untuk ujian mengalami error. Hal ini tentu saja menyita konsentrasi siswa dan menghabiskan waktu lebih banyak dalam menyelesaikan seluruh soal. 

Namun, teknisi dan tim sekolah sudah berupaya semaksimal mungkin untuk meminimalisir hambatan ini agar pada pelaksanaan ANBK nanti, masalah jaringan dapat diatasi.

Dalam konteks yang lebih luas, ANBK bukan sekadar ujian tetapi juga bagian dari evaluasi kompetensi minimum siswa. Literasi dan numerasi menjadi fokus utama dalam penilaian yang mencerminkan kemampuan minimun siswa.

Di tengah banyaknya perbincangan mengenai menurunnya kemampuan literasi dan numerasi siswa, sekolah kami berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan dua aspek penting tersebut.

Simulasi ANBK 2024. (Foto: Akbar Pitopang)

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tantangan utama dalam meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi adalah perbedaan kemampuan siswa yang cukup beragam. Beberapa siswa mampu memahami soal dengan baik dan mengerjakannya dengan lancar, sementara yang lain terlihat kebingungan dan kesulitan dalam mencari jawaban. Ini menjadi catatan tersendiri bagi guru dan pihak sekolah dalam menyiapkan strategi belajar yang tepat.

Berbagai upaya dilakukan, mulai dari pemberian sumber belajar yang variatif, penggunaan media pembelajaran yang interaktif, hingga pendekatan individual bagi siswa yang mengalami kesulitan. Namun, tentu saja, hasilnya tidak bisa dirasakan secara instan. Perlu kerja keras dan kolaborasi dari berbagai pihak untuk benar-benar mengasah kemampuan dasar siswa ini.

Yang menjadi perhatian adalah sikap dan mental siswa dalam menghadapi ANBK. Hendaknya asesmen ini bukan sekadar "uji coba" atau tes biasa, melainkan kesempatan untuk menunjukkan sejauh mana siswa menguasai literasi dan numerasi. Penting bagi siswa untuk memiliki motivasi yang tinggi dan menganggap ANBK sebagai hal yang serius.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline