Lihat ke Halaman Asli

Akbar Pitopang

TERVERIFIKASI

Berbagi Bukan Menggurui

Misi Pemenuhan Gizi Nasional Mewujudkan Generasi Sehat dan Cerdas

Diperbarui: 23 Agustus 2024   12:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siswa menunjukkan makan bergizi gratis di SDN Sentul 02 Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/7/2024). | KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMAN

 

Masalah gizi di Indonesia telah menjadi tantangan serius yang akan menghantui perkembangan generasi masa depan. Meski kita hidup di era modern, faktanya masih banyak masyarakat yang kurang memperhatikan kualitas gizi dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Gizi yang tidak terpenuhi dengan baik bukan hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga menghambat perkembangan otak dan kecerdasan. Ini tentu menjadi alarm bagi kita semua, terutama dengan tingginya angka stunting dan gizi buruk yang belum berhasil diberantas secara optimal.

Kehadiran Dewan Gizi Nasional diharapkan mampu memberikan solusi konkrit terhadap masalah ini. Namun, kekhawatiran tetap ada, apakah inisiatif ini akan benar-benar berdampak atau hanya menjadi program yang menghabiskan anggaran tanpa hasil nyata di lapangan?

Stunting dan malnutrisi masih menjadi masalah yang menghantui pertumbuhan anak-anak Indonesia. Ironisnya, meski memiliki sumber daya alam yang melimpah, banyak keluarga di Indonesia yang tidak dapat mengakses makanan bergizi dengan mudah. Ini menciptakan ketimpangan yang mencolok antara potensi bangsa dan kenyataan di lapangan.

Pemerintah perlu berkolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari lembaga pendidikan hingga sektor swasta, untuk memudahkan akses masyarakat terhadap pangan bergizi. 

Edukasi mengenai pentingnya gizi seimbang juga harus gencar dilakukan. Mengubah pola pikir masyarakat tentang makanan bukanlah hal yang instan, tapi langkah ini perlu dimulai lagi dari sekarang demi memastikan masa depan yang lebih baik.

Sementara itu, penting untuk merancang program yang tepat sasaran dan relevan dengan kondisi di lapangan. Kebutuhan gizi di daerah perkotaan tentu berbeda dengan daerah pedesaan. Begitu pula tingkat akses terhadap makanan bergizi. 

Dalam jangka panjang, keberhasilan program pemenuhan gizi tidak hanya akan tercermin dari berkurangnya angka stunting dan gizi buruk, tetapi juga dari munculnya generasi yang lebih cerdas dan produktif. 

Menjadi bangsa yang sehat dan cerdas adalah hak setiap warga negara. Maka, mari kita bersama-sama memperjuangkan pemenuhan gizi sebagai prioritas utama. Demi masa depan Indonesia yang lebih gemilang.

Memang bisa dibilang program ini jalan di tempat, akan tetapi, jika tidak diperbarui dari sekarang, kapan lagi?

 

Siswa makan bekal dari rumah. (foto Akbar Pitopang)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline