Lihat ke Halaman Asli

Akbar Pitopang

TERVERIFIKASI

Berbagi Bukan Menggurui

Fenomena Anak Kembar dalam Dinamika Belajar dan Psikologi Pendidikan

Diperbarui: 2 Agustus 2024   10:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepasang anak kembar murid SD Bakti Nusantara mengerjakan UAS secara daring semasa pandemi dulu. (ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI via Kompas.com)

Fenomena kehadiran anak kembar di sekolah seringkali menjadi sorotan menarik bagi banyak pihak, terutama para pendidik. Setiap tahun ajaran baru, saya perhatikan di sekolah tempat saya mengajar saat ini di Pekanbaru, selalu menyambut anak kembar yang mendaftar melalui proses PPDB yang berlaku. Bagi saya pribadi, kejadian ini tak hanya unik tetapi juga memberikan pengalaman berharga dalam menjelajahi dunia pendidikan.

Anak kembar, baik yang identik maupun tidak, seringkali menimbulkan kesan mendalam karena penampilan mereka yang serupa. Meski begitu, sebagai pendidik, saya menyadari bahwa di balik kemiripan fisik, karakter dan kepribadian mereka bisa sangat berbeda. 

Ini memberikan tantangan dan sekaligus kesempatan bagi kami para pendidik untuk memahami dinamika dan keunikan mereka dalam proses belajar mengajar.

Pengalaman mengajar anak kembar juga menuntun para pendidik terkait pentingnya pendekatan yang personal. Walau tampak serupa, setiap anak kembar memiliki kebutuhan dan gaya belajar yang berbeda. 

Misalnya, satu anak mungkin lebih cenderung pada mata pelajaran matematika, sementara saudaranya lebih menyukai seni. Fenomena ini menuntut guru untuk lebih peka dan fleksibel dalam metode pengajaran.

Selain itu, keberadaan anak kembar dalam kelas bisa memperkaya interaksi sosial di antara siswa. Anak kembar seringkali menunjukkan kerjasama yang kuat dan menjadi contoh baik dalam hal kolaborasi. 

Namun, ada kalanya persaingan sehat juga terjadi di antara mereka, yang bisa memotivasi siswa lain untuk berprestasi lebih baik.

Menariknya, anak kembar juga bisa menjadi subjek studi yang relevan di bidang psikologi pendidikan. Bagaimana mereka berkembang dalam lingkungan yang sama tetapi dalam mengembangkan minat dan bakat dapat berbeda. Hal demikian dapat memberikan wawasan berharga tentang peran genetika dan lingkungan dalam pendidikan.

Nah, kehadiran anak kembar di sekolah setiap tahun menjadi pengalaman yang memperkaya bagi saya sebagai pendidik. 

Ini bukan hanya tentang mengajar dua siswa yang serupa/identik, tetapi juga tentang memahami dan menghargai keunikan mereka masing-masing. 

Fenomena ini terus menginspirasi saya dan rekan guru sejawat untuk terus belajar dan mengembangkan metode pengajaran yang lebih baik.

Pendekatan Terbaik untuk Anak Kembar di Sekolah (Kami)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline