Dalam menjalani bulan puasa, banyak dari kita fokus pada aspek spiritual dan refleksi diri. Namun, di bulan suci ini juga merupakan momentum untuk tetap memperkuat koneksi dengan dunia literasi dan buku bacaan.
Meskipun jadwal mungkin lebih padat dan energi terkadang terbatas, saya tetap memprioritaskan kegiatan membaca buku sebagai bagian dari upaya untuk terus mengembangkan pengetahuan dan pemahaman.
Namun, yang tak kalah penting adalah dedikasi dan konsistensi untuk mengajak anak-anak untuk terlibat dalam kegiatan literasi dan membaca buku sejak dini.
Memperkenalkan anak-anak pada kegiatan membaca sejak dini bukan hanya sekadar kebaikan yang terus dilakukan di sepanjang tahun, tetapi juga investasi jangka panjang dalam perkembangan anak.
Penelitian telah menunjukkan bahwa paparan awal pada literasi dapat membentuk dasar yang kuat untuk kemampuan membaca dan menulis di masa depan.
Anak-anak yang terbiasa membaca sejak usia dini cenderung memiliki kosakata yang lebih kaya, pemahaman yang lebih baik tentang dunia di sekitar mereka, dan kemampuan berpikir kritis yang lebih tinggi.
Selain itu, membaca juga merangsang imajinasi, kreativitas, dan empati anak-anak. Juga membantu anak-anak tumbuh menjadi individu yang lebih berdaya dan berpengetahuan luas.
Apalagi hal ini sangat penting untuk mendukung penerapan Kurikulum Merdeka yang diterapkan di Sekolah Dasar, dimana menekankan dan fokus pada kemampuan dasar literasi dan numerasi.
Karena mengajak anak-anak untuk terlibat dalam kegiatan membaca sejak dini adalah langkah penting yang dapat membuka jalan menuju kesuksesan akademis dan pribadi mereka di masa depan.
Oleh sebab itu, saya mengambil strategi untuk memastikan si kecil terbiasa dengan buku dan literasi sejak usianya yang masih sangat dini seperti saat ini.