Lihat ke Halaman Asli

Akbar Pitopang

TERVERIFIKASI

Berbagi Bukan Menggurui

Razia Cukur Rambut dalam Dinamika Kurikulum Merdeka, Apakah Masih Relevan?

Diperbarui: 10 September 2023   18:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi memotong rambut anak. (Shutterstock via Kompas.com)

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan media sosial, diskusi seputar razia cukur rambut di sekolah-sekolah di Indonesia kembali mencuat ke permukaan. 

Padahal kan sebenarnya praktik ini telah berlangsung puluhan tahun, dan kini menjadi topik kontroversial yang memicu berbagai pertanyaan. 

Apakah razia cukur rambut masih relevan di era digital ini?
Apa tujuan sebenarnya dari praktik ini?
Bagaimana dampaknya terhadap siswa?

Razia cukur rambut adalah kegiatan yang kerap dilakukan oleh guru-guru di sekolah-sekolah untuk memastikan bahwa para siswa memiliki rambut yang rapi dan sesuai dengan aturan sekolah. Meskipun sudah menjadi kebiasaan sekolah, tetap saja banyak siswa yang merasa was-was setiap kali razia ini dijalankan. 

Salah satu argumen yang mendukung razia cukur rambut, bahwa ini adalah cara untuk mengajarkan disiplin kepada siswa. 

Di era digital yang kerap terkontaminasi hal yang bersifat disrupsi, kepatuhan terhadap aturan-aturan sekolah dianggap sebagai salah satu cara untuk membentuk karakter dan sikap yang baik di kalangan murid. 

Sebagian besar siswa mungkin tidak masalah dengan upaya pemeliharaan rambut yang rapi yang dilakukan sekolah, namun atmosfer yang menegangkan dan perasaan was-was yang ditimbulkan oleh razia ini dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental siswa. 

Dalam era dimana pendidikan semakin mengedepankan aspek untuk memerdekakan siswa, perlu dibicarakan apakah razia cukur rambut adalah pendekatan yang sesuai.

Apalagi dalam era Kurikulum Merdeka yang menekankan pada upaya pengembangan segala potensi dan kemampuan siswa secara holistik, mungkin saatnya untuk mempertimbangkan ulang praktik razia cukur rambut. 

Praktik razia rambut mungkin boleh untuk tetap diadakan, hanya saja dalam tatacara dan prosedurnya tetap mengedepankan nilai-nilai kehidupan.

Lain dari itu, dalam merumuskan kebijakan pendidikan di masa depan, penting untuk mendengarkan suara atau pendapat siswa dengan mempertimbangkan segala dampak signifikan dari berbagai bentuk praktik penerapan aturan sekolah, termasuk razia cukur rambut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline