Taman kota adalah tempat yang menyenangkan untuk berjalan-jalan, berolahraga, atau sekadar menikmati alam di tengah hiruk-pikuk perkotaan.
Namun, di balik pesona taman-taman tersebut, tersembunyi sebuah ironi yang memprihatinkan. saya menyebutnya dengan "wisata sampah".
Kata "wisata" di sini digunakan sebagai sindiran, menggambarkan betapa masalah sampah yang kerap kali merusak keindahan taman-taman kota di Pekanbaru.
Saat menginjakkan kaki di taman-taman yang luas, mungkin kita akan dihadapkan pada pemandangan yang tidak mengenakkan. Tumpukan sampah berserakan di berbagai sudut taman, mengganggu estetika dan kenyamanan para pengunjung.
Botol plastik, kemasan makanan, dan berbagai jenis limbah lainnya menumpuk tanpa pengelolaan yang baik. Ironisnya, taman yang seharusnya menjadi tempat untuk melepas penat dan bersantai, malah menjadi saksi bisu dari kecerobohan dalam membuang sampah.
Masalah "wisata sampah" ini tentu bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan juga tanggung jawab bersama seluruh masyarakat Pekanbaru.
Perubahan pola pikir dan perilaku perlu segera diadopsi agar taman-taman kota bisa kembali lestari. Dengan melakukan hal sederhana seperti membawa pulang sampah yang dihasilkan, memilah dan mendaur ulang sampah, maka kita dapat menciptakan perubahan positif untuk kota yang lebih bersih.
Tindakan persuasif terhadap peran pemerintah atau dinas terkait sangat diperlukan dalam menanggapi masalah "wisata sampah" ini. Perlu dilakukan upaya lebih lanjut dalam meningkatkan sistem pengelolaan sampah yang efisien dan berkelanjutan.
Saya sendiri yang sering mengajak anak-anak bermain di taman kota Pekanbaru ikut prihatin akan kondisi ini. Bagaimana tidak, kondisi ini sangat miris mengingat lokasi taman-taman tersebut berada di tengah kota, yang notabene adalah ibukota provinsi yang terkenal "kaya".