Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) merupakan momentum yang penting bagi bangsa Indonesia untuk merenungkan sejauh mana perkembangan dunia pendidikan di negeri tercinta ini.
Sebagai sebuah kegiatan dan peringatan yang dilaksanakan setiap tahun pada tanggal 2 Mei, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah merilis tema, logo, dan panduan upacara bendera dalam rangka peringatan Hardiknas 2023.
Menurut Surat Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 12811/MPK.A/TU.02.03/2023 tentang Pedoman Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2023, tema Hari Pendidikan Nasional 2023 adalah "Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar".
Pada Hardiknas 2023 ini, kita perlu melakukan refleksi dan merenungkan hal-hal yang mungkin masih menjadi batu sandungan yang menghambat kemajuan dunia pendidikan Indonesia.
= Problematika yang dihadapi oleh dunia pendidikan Indonesia
Hardiknas menjadi ajang bagi segenap elemen masyarakat, khususnya para pelaku/praktisi pendidikan khususnya guru untuk berintrospeksi dan mengidentifikasi masalah-masalah yang masih dihadapi oleh sistem pendidikan Indonesia.
Dunia pendidikan di Indonesia masih dihadapkan dengan berbagai problematika yang mempengaruhi kualitas pendidikan di negara ini. Meskipun telah dilakukan upaya-upaya perbaikan dan reformasi pendidikan, namun masih banyak kasus-kasus yang membuat pendidikan Indonesia masih tercoreng.
Beberapa kasus yang sering terjadi di antaranya adalah bullying, kekerasan seksual, dan tindak kekerasan fisik atau perundungan di lingkungan sekolah.
Semua kasus tersebut dapat membawa dampak negatif pada perkembangan psikologis dan akademis siswa.
Salah satu kasus yang paling umum dan sering terjadi pada lingkungan sekolah adalah bullying. Eksploitasi kelemahan yang dilakukan kepada siswa lain dapat menyebabkan dampak yang sangat buruk terhadap korban. Seperti mengalami stres, depresi, ketakutan, yang dapat menurunkan motivasi belajar dan kinerja akademis korbannya.
Disamping itu, kasus bullying juga dapat membuat siswa kehilangan rasa percaya diri sehingga menghambat proses belajarnya dan bahkan berdampak pada kehidupan sosial korban di luar sekolah.