Pada Jum'at (13/1) kemarin, para majelis guru berkumpul di ruang kantor guna mendengarkan arahan dari Kepala Sekolah terkait Platform Merdeka Mengajar (PMM).
Sebelumnya Kepala Sekolah telah memberikan informasi terkait PMM di WhatsApp Group (WAG) sekolah, di mana akan dilakukan monitoring bagi seluruh guru agar dapat menuntaskan pelatihan mandiri yang terdapat di PMM.
Berikut Kepala Sekolah juga tak lupa mengirimkan form checklist topik dan modul materi apa saja yang sudah dipelajari beserta jadwal observasi yang akan dilakukan oleh Kepala Sekolah mengenai topik yang dimaksud kepada guru yang bersangkutan.
Sepertinya Kemendikbud benar-benar serius untuk mempertegas keberadaan Platform Merdeka Mengajar untuk dimanfaatkan guru secara maksimal dalam upaya memahami Kurikulum Merdeka.
Sebelumnya, seingat saya pada momen Hari Guru Nasional 2022 yang lalu, Mas Menteri menyampaikan dalam sambutannya bahwa guru musti memaksimalkan peran PMM.
Mungkin dari data yang dirangkum oleh Kemendikbud terhadap jumlah guru yang telah mengakses dan menuntaskan pelatihannya di PMM, diketahui jumlahnya yang masih belum memenuhi target.
Oleh sebab itu, Kemendikbud hendak menuntut guru untuk rethinking mengenai Kurikulum Merdeka melalui adanya Platform Merdeka Mengajar ini.
Menurut pengamatan saya sendiri di lapangan (baca: satuan pendidikan), memang ditemukan fakta bahwa hampir semua guru yang ada di sekolah kami belum menuntaskan pelatihan mandiri di PMM.
Rekan guru sejawat di sekolah lain pun juga banyak yang ternyata belum menuntaskan PMM-nya. Seakan-akan PMM telah mati suri karena tidak dihiraukan oleh para guru beberapa waktu yang lalu.
Para guru sempat heboh-hebohnya mengakses PMM ini ketika jelang penerapan Kurikulum Merdeka di satuan pendidikan pada awal Tahun Ajaran pada Juli 2022 yang lalu.