Beberapa waktu yang lalu, mewakili Kepala Sekolah kami menghadiri kegiatan sosialisasi pencanangan sekolah reguler menjadi sekolah inklusi bagi sekolah-sekolah di lingkungan Kota Pekanbaru yang ditaja oleh Dinas Pendidikan setempat.
Sosialisasi yang disampaikan kepada para Kepsek pada pertemuan kali itu benar-benar sangat bermanfaat dan menyadarkan sekolah bahwa pentingnya menjadi sekolah inklusi demi terciptanya kesetaraan dalam pendidikan khususnya untuk para ABK.
Sejauh ini sudah ditunjuk 1 sekolah reguler di setiap kecamatan yang sudah di-SK-kan menjadi sekolah untuk menampung siswa berkebutuhan khusus atau ABK.
Ternyata walaupun selama ini sudah ditunjuk 1 sekolah menjadi sekolah inklusi, tetap saja meninggalkan tantangan tersendiri.
Yakni jarak rumah ABK dengan sekolah inklusi yang saling berjauhan. Ketika terjadinya jarak antara keduanya maka akan menjadi sebuah permasalahan.
Tatkala sekolah inklusi sudah menampung para ABK, ternyata tenaga pendidiknya belum siap sepenuhnya dalam menghadapi tantangan tersebut.
Ke depannya, telah direncanakan oleh Dinas Pendidikan bahwa semua sekolah di Pekanbaru siap menerima ABK.
Diharapkan nanti tidak ada lagi kasus sekolah reguler — baik negeri maupun swasta — yang tidak mau menerima ABK.
Kekurangannya selama ini memang guru belum siap mendidik ABK karena status di sekolah yang bukan sebagai sekolah khusus ABK. Untuk itu harus dilakukan kerja sama dan pendampingan bagi guru tentang bagaimana mengajar ABK sebagaimana mestinya.