Indekos: Wadah Berdiskusi Hingga Prostitusi
oleh Akbar Pitopang
*****
Hidup berjauhan dari orangtua, hidup jauh dari rumah otomatis akan membuat kita mencari tempat tinggal sementara untuk beberapa waktu lamanya. Mau tak mau kita akan mencari tempat tinggal di tempat kita berada untuk menunjang kegiatan kita selama disana. Banyak pilihan yang bisa dipilih seperti mengontrak rumah, tinggal di asrama, atau yang paling favorit adalah indekos.
Perkembangan bisnis indekos berjalan mulus dengan perkembangan jumlah pencari kos-kosan di suatu wilayah. Terutama di lokasi-lokasi strategis seperti di area sekitaran sekolahan, kampus, rumah sakit, pusat perbelanjaan, pusat hiburan, perkantoran, area perdagangan dan industri dan sebagainya yang menyangkut mobilitas masyarakat.
Lokasi di sekitaran area yang memiliki mobilitas masyarakat yang tinggi seperti diatas akan menciptakan iklim bisnis indekos. Akan banyak kita temukan indekos. Jenis dan modelnya pun beragam.
Ada yang mahal dan ada yang murah. Dari segi murah atau mahalnya akan berbanding lurus dengan fasilitas yang disediakan di indekos tersebut.
Yang paling banyak membutuhkan indekos adalah dari kalangan pelajar dan pekerja. Untuk para pelajar yang membutuhkan indekos akan memilih lokasinya yang dekat dengan sekolah atau kampus tempat mereka studi. Mereka akan memilih akses yang mudah dan efisien untuk menuju tempat mereka belajar.
Indekos tidak hanya sekedar tempat tinggal semata. Terutama bagi mereka yang berstatus pelajar. Bagi para pelajar, indekos bisa dijadikan basecamp atau markas untuk membicarakan berbagai macam hal.
Disini akan kita tekankan untuk hal-hal yang bersifat positif dulu. Indekos bisa dimanfaatkan untuk wadah berdiskusi saat berkumpul bersama teman-teman.
Saya dan teman-teman kampus sering melakukan hal positif semacam berdiskusi di indekos milik salah seorang teman. Ibaratnya, kami menjadikan indekos teman tersebut sebagai basecamp untuk kami berkumpul.
Karena kebetulan lokasi kosnya dekat dengan kampus. sehingga ketika teman sedang tidak terlalu sibuk di kampus atau merasa jenuh di kampus bisa mampir ke kosannya.
Sudah banyak hal yang saya dan teman-teman lakukan di kosan tersebut. mulai dari ngumpul-ngumpul ala anak muda, ngobrol ngalor ngidul, nonton film atau nonton tv bareng, merayakan momen beberapa orang teman, bakar-bakaran untuk para jombloers sejati saat malam minggu tiba, bahkan kami juga pernah melakukan ngaji bareng dan doa bersama sebelum menghadapi ujian semester.
Menarik sekali kan…
Bagi kami keberadaan indekos tersebut tidak hanya dijadikan tempat untuk tinggal dan beristirahat semata. Namun lebih dari itu, indekos sebagai wadah untuk berdiskusi, mempererat silaturahmi, belajar bersosialisasi, meningkatkan kemampuan berkomunikasi hingga membangun relasi.
Oh iya.. ada satu hal lagi yakni untuk membahas strategi sebelum aksi turun ke jalan untuk mengawasi demokrasi di negeri ini.
Namun sebenarnya disamping itu semua terkadang indekos dijadikan untuk hal-hal yang bersifat negatif. Tak ada yang tak mungkin bahwa keberadaan indekos juga dialih fungsikan untuk ajang prostitusi.
Rumor negatif semacam itu sudah menjadi rahasia umum di masyarakat. Kita semua tak akan bisa memungkiri bahwa memang hal itu sudah terjadi hingga saat ini. Dan anehnya lagi kita sudah sama-sama menyadari namun naluri dan kata hati, kita dustai.
Fenomena semacam itu tetap akan lestari selagi keberadaan indekos masih bisa kita jumpai. Prostitusi bisa berupa ajang untuk kumpul kebo dan berbuat mesum.
Kita jangan berpikir bahwa hal semacam itu hanya dilakukan bagi mereka yang sudah dewasa atau bekerja. Kalangan pelajar pun juga bisa dan tidak tertutup kemungkinan terjun dan melakoni dunia prostitusi itu.
Prostitusi dengan memanfaatkan indekos bisa kita jumpai dimana saja terutama di kota-kota besar seperti di Ibukota Jakarta. Kota besar seperti Surabaya, Medan, Makassar, Batam yang berkembang pesat dalam bidang perdangangan dan hiburan banyak sekali terjadi hal itu.
Juga untuk kota-kota tujuan wisata seperti Denpasar dan Manado serta kota-kota pelajar seperti Padang, Bandung dan Yogyakarta, sisi negatif indekos tak bisa diantisipasi dengan mudah.
Indekos memiliki dua sisi yang berbeda. indekos sejatinya bersifat positif namun negatifnya tentu juga ada. Hal itu tak akan bisa dipisahkan. Namun kita bisa memilih iklim indekos yang positif.
Indekos yang beriklim negatif bisa terjadi tergantung lokasi dan lingkungan dimana indekos tersebut berada.
Para orang tua yang memiliki anak yang tinggal jauh seperti merantau untuk bekerja dan belajar perlu mewaspadai dengan penuh hati-hati. Orang tua perlu mengawasi dengan cara yang bijak agar anaknya tidak terjerumus ke dunia negatif saat tinggal di lingkungan indekos. Awasi anak selalu dan jalin komunikasi yang baik dan rutin antara orang tua dan anak.
Yang jelas orang tua harus selalu pro aktif untuk membangun jiwa dan mental anak-anaknya agar tidak ikut-ikutan masuk ke dunia yang tidak kita inginkan bersama.
Demikianlah fenomena keberadaan indekos di tengah-tengah masyarakat. Keberadaan indekos amat memudahkan orang-orang yang sedang membutuhkan tempat tinggal seperti pekerja dan pelajar.
Keberadaan indekos bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal, bisa positif maupun negatif. Kita perlu bersikap cermat sebelum memilih indekos.
Kita perlu memperhatikan lokasi dan lingkungan serta iklim masyarakat di sekitar indekos dan tidak hanya mempertimbangan segi harga dan fasilitas yang ada di indekos tersebut.
Pintar-pintarlah memilih kosan dan jadilah anak kos yang cerdas, bijak dan dapat terhirdar dari hal-hal negatif di dunia indekos.
Manfaatkan secara baik dan positif keberadaan indekos. Oke?
*****
Salam, Akbar Pitopang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H