Sepertinya kita tak akan pernah bosan untuk mengatakan bahwa indonesia ini kaya budaya. Selain adat-istiadat, kekayaan Indonesia di bidang budaya juga tercermin dari keanekaragaman tarian tradisional.
Tak hanya sekadar gerakan yang dibuat-buat, tarian tradisional tercipta karena memiliki filosofi luhur yang terkandung didalamnya. Indonesia punya ratusan tarian tradisional, dan semua tarian itu punya makna tersendiri untuk masing-masing daerah.
Salah satunya saja tari Piring (Piriang, baca minang) yang sudah cukup dikenal. Tari yang berasal dari ranah Minangkabau ini tercipta sebagai bentuk terima kasih kepada Sang Pemberi Rizki di dunia ini.
Dengan gerakan tari yang seirama dengan ritme yang lincah, tari Piring juga mencerminkan kekompakkan dan kebersamaan dalam masyarakat Minangkabau.
Tari Piring ini salah satu tarian yang banyak disukai orang untuk dibawakan. Tarian ini dibawakan dalam banyak kesempatan. Baik acara resmi penyambutan tamu maupun dibawakan saat acara pesta pernikahan. Jika kita ditanya secara cepat tentang salah satu tarian Minang, maka secara spontan bisa saja kita langsung menyebutkan tari piring.
Selain tari piring sebenarnya masih banyak lagi tarian dari minang seperti tari Payung, tari Indang Badindin, tari Pasambahan, tari Rantak, dan banyak lagi lainnya.
Seperti yang tadi dikatakan tari Piring termasuk jenis tari yang sering ditampilkan di berbagai acara. Jika Anda pernah mempraktikkan tari Piring dalam suatu acara, tentu paham bagaimana upaya menyelaraskan antara gerakan tari dengan ritme musik pengiringnya. Salah sedikit, tarian ini terlihat tak lagi indah karena kekompakkannya berkurang.
Kali ini saya akan membagikan pengalaman saya pernah membawakan tari Piring. Waktu pertama kali menarikan tarian ini saat itu saya sedang duduk di bangku kelas 6 SD. Sama seperti tradisi dan kebiasaan di banyak sekolah di negeri ini, acara Hari Perpisahan selalu diisi dengan penampilan tarian, baik tarian daerah maupun tarian kontemporer.
Saat itu, acara perpisahan sekolah tinggal beberapa bulan lagi. Acara perpisahan ini dikhususkan untuk siswa kelas 6. Jadi semua siswa kelas 6, baik laki-laki ataupun perempuan semuanya harus ikut berpartisipasi membawakan salah satu tarian tradisional. Karena acara ini sudah menjadi kebiasaan maka semua teman saya akan ikut berpartisipasi.
Siswa dipersilahkan memilih tari apa yang akan dibawakan namun dalam setiap satu tarian, personelnya harus campur ditampilkan oleh siswa laki-laki dan perempuan. Pada kesempatan kali itu kami memilih menampilkan tari Piring.