Lihat ke Halaman Asli

Akbar Pitopang

TERVERIFIKASI

Berbagi Bukan Menggurui

Efektivitas Alat Peraga Jadul dalam Pembelajaran

Diperbarui: 12 November 2022   12:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://fairuzelsaid.files.wordpress.com/

Pagi tadi saya melakukan praktek mengajar di kelas. Praktek mengajar di depan kelas merupakan rangkaian dari program fakultas yakni PPL 1 (Praktek Pengalaman Lapangan) atau disebut juga Micro Teaching. Program tersebut guna memberikan ilmu dan pengalaman mengajar bagi mahasiswa keguruan agar nantinya mampu mengajar dengan baik saat diturunkan ke sekolah-sekolah.

Mahasiswa yang mengikuti kegiatan PPL 1 dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dengan beranggotakan sekitar 10 orang mahasiswa. Dan juga dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang akan membimbing mahasiswa dalam melaksanakan PPL 1.

Dalam praktek mengajar, mahasiswa akan menggunakan metode dan strategi mengajar yang diharapkan mampu menghasilkan kegiatan pembelajaran yang menarik dan disukai oleh para siswanya. Strategi pembelajaran tersebut tentu telah dipelajari mahasiswa pada semester 5 yang juga merupakan mata kuliah syarat agar dapat mengikuti program PPL 1. Terdapat banyak strategi pembelajaran. Ada berupa strategi pelibatan belajar langsung, strategi penilaian cepat dan strategi-strategi lainnya yang mendukung terciptanya pembelajaran yang meningkatkan motivasi belajar siswa dan mengikuti pembelajaran dengan baik.

Disamping strategi pembelajaran, juga ada metode pembelajaran yang tak kalah penting adanya dalam kegiatan pembelajaran. Didalamnya juga terdapat media yang dapat dimanfaatkan guru guna terciptanya pembelajaran yang menarik minat siswa. Dan dalam hal ini saya mengambil tema pelajaran yang bisa menggunakan media alat peraga. Saya menggunakan poster yang berisi gambar tentang materi yang saya sampaikan pada siswa.

Persiapannya memang tergolong cepat. Saya kekurangan materi yang akan disampaikan. Itu semua dikarenakan alokasi waktu untuk tmpail di depan kelas amat singkat. penjelasan pelajaran cukup berjalan kondusif namun agak kurang terlihat begitu menarik. Siswa-siswa saya yang masih SD malah menanyakan sebuah gambar yang terlihat agak berbeda dengan yang lainnya. Sehingga hal itu membuat media pembelajaran yang saya siapkan menjadi kurang kondusif.

Setelah saya menunaikan kewajiban mengajarkan materi pembelajaran. Dan menunggu semua teman saya menampilkan materi RPP yang telah mereka siapkan masing-masing. Setelah itu barulah Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) memberikan koreksi dan masukan atas pemberian materi yang telah disampaikan dan juga memberikan hal lainnya yang sekiranya penting dan membangun mental dan kesiapan mahasiswa dalam mengajar.

Setiap siswa di koreksi satu per satu. Lalu tibalah giliran saya untuk diberi masukan dan perbaikan untuk pertemuan selanjutnya. Menurut DPL alat peraga yang saya gunakan sudah termasuk hal jadul dan kurang menarik untuk masih digunakan untuk saat ini.

Kenapa? Karena katanya, sebenarnya saat ini sekolah-sekolah yang ada sudah hampir dilengkapi dengan fasilitas LCD untuk presentasi. Apalagi untuk sekolah-sekolah SMP dan SMA. Fasilitas tersebut sudah ada. Ini khusus bagi sekolah-sekolah yang berada di kota. Lain halnya untuk sekolah yang berada di desa ataupun pedalaman. Apalagi katanya, untuk praktek mengajar yang sebenarnya saat di sekolah nantinya, pihak fakultas akan menyiapkan sekolah yang telah dilengkapi dengan fasilitas penunjang pembelajaran seperti LCD.

Oleh sebab itulah alat peraga sudah digolongkan menjadi sesuatu yang jadul. Sebenarnya tak ada masalah jika memang ngotot menggunakan alat peraga seperti poster. Namun hendaklah hal itu diperhatikan dengan baik dan seksama. Misalkan materi atau kontennya sesuai dan memang sangat menarik perhatian siswa. Jadi hal tersebut tak masalah.

Namun tentu alangkah baiknya jika mau memanfaatkan fasilitas yang ada. LCD tentu jauh lebih menarik dan efisien dalam mentransfer ilmu kepada siswa. Kerjanya juga akan lebih praktis, cepat, menarik dan lebih efisien. Dan yang paling penting adalah kemampuan siswa dalam menangkap materi yang disampaikan guru semakin cepat dan maksimal.

Demikianlah lebih kurang masukan yang saya dapat. Itu akan menjadi tantangan bagi saya untuk dapat menciptakan pembelajaran yang menarik. Pembelajaran yang menarik tidak hanya sekedar menarik perhatian siswa namun yang paling penting adalah penguasaan materi dan cara siswa memahami pelajaran lebih diutamakan.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline