Lihat ke Halaman Asli

Akbar Pitopang

TERVERIFIKASI

Berbagi Bukan Menggurui

Adakah Filosofi Gangnam Style?

Diperbarui: 23 Juli 2024   12:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Repro bidik layar via YouTube officialpsy)



Gangnam Style begitu popular di seluruh dunia dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Tak butuh waktu lama untuk mengenalkan gangnam style ini ke seluruh pelosok dunia. Termasuk kedalamnya indonesia. Banyak negara di dunia ini terjangkit virus gangnam style.

Kepopuleran gangnam style bukan bukan tanpa sebab atau bukan terkenal begitu saja. Banyak hal yang berperan dalam menjadikan gangnam style diminati di banyak negara. 

Apa sajakah itu?

Pertama, pesatnya perkembangan dunia informasi dan komunikasi yang dibarengi dengan kemajuan teknologi. Dalam hal ini juga dipengaruhi oleh fasilitas internet yang semakin mudah dijangkau oleh masyarakat. Apapun yang baru terjadi di dunia ini bisa kita ketahui dengan sangat cepat. Perputaran informasi begitu kencang sesuai dengan perputaran bumi ini.

Kedua, gangnam style banyak diminati karena merupakan bagian dari budaya pop korea atau k-pop. Saat ini apapun yang berbau korea selalu disukai dan diminati. Sebut saya fashion, musik, film/drama, boyband/girlband, kuliner, wisata dan apapun itu yang berbau korea. Sehingga gangnam style yang juga merupakan bagian budaya pop korea, tentu secara otomatis terkena cipratan kepopuleran k-pop. Jikalau gangnam style itu berasal dari china, arab, atau afrika mungkin saja gaungnya tidak akan sampai seperti saat ini.

Ketiga, karena adanya campur tangan media. Media sangat kuat pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat modern saat ini. Media bisa dikatakan sebagai mainstream yang dapat merubah mainset atau pola pikir masyarakat. Sehingga apapun yang dipopulerkan atau dikenalkan oleh media bisa disukai masyarakat dengan cepat.

Karena ketiga factor itulah kenapa gangnam style cepat berkembang di banyak negara. Semua orang berbondong-bondong ingin mempelajari gerakan gangnam sytle itu. Orang secara berbondong-bondong ingin melihat gangnam style itu seperti apa. Gangnam berubah menjadi buah bibir. Gangnam style akhirnya menjadi virus baru yang dihembuskan untuk masyarakat dunia. Walaupun sebenarnya tidak semua orang juga suka dengan gaya kuda ala gangnam sytle ini.

Saya termasuk orang yang memandang biasa-biasa saja fenomena gangnam style. Bagi saya tidak ada yang perlu dibanggakan dan digembar-gemborkan mengenai gangnam style. Gerakannya yang seperti kuda? Ah.. Biasa aja tuh.. Musiknya mungkin memang sedikit enak didengar. Dan mungkin karena menggunakan bahasa korea juga. Malah yang sempat saya pikirkan mengenai gangnam style adalah ada beberapa gerakannya yang malah terlihat agak vulgar.

Lalu jika ditanya apa sih filosofi dari gangnam style? Kenapa kita harus mengikuti gayanya?

Ada yang bisa menjawab pertanyaan itu?

Hmm… coba anda pikir sejenak. Tiiittttttttttt… waktu habis! Tak ada satupun yang bisa menjawabnya. Gangnam style yang tanpa filosofi saja bisa begitu diminati ya.. Ternyata.. Waw… namun anehnya, walau tanpa filosofi yang berarti tetap saja gangnam style makin disukai. Bahkan baru-baru ini ada festival di korea yang menampilkan gangnam style secara bersama-sama.

Dalam sebuah fenomena gangnam style yang ada hanyalah kreatifitas belaka. Ketika nuansa k-pop mulai memudar gara-gara bosan melihat film korea yang terlalu didramatisir, boyband dan girlbandnya yang kadang agak membosankan jika dilihat secara terus menerus, maka gangnam style tampil sebagai penghibur alternative. Awalnya hanya seperti itu walaupun kemudian ternyata juga diminati dan menjadi magnet tersendiri dalam budaya k-pop.

Hanya itu saja. Ya.. Hanya itu saja.. Yang perlu kita pelajari adalah bagaimana sebuah hal itu bisa menjadi ‘trending’ jika dikemas secara kreatif dan tak biasa. Apapun yang berbau kreatifitas biasanya akan lebih disukai dan dihargai. Yang perlu kita tiru adalah ide kreatif itu bukan gayanya. Karena jika kita meniru atau meminati gayanya yang ada kita hanya sebagai follower semata. Kita bukan apa-apa karena krisis kreatifitas.

Selama ini yang terjadi adalah karena kita selalu ikut-ikutan. Apa yang sedang berkembang di dunia luar langsung digemari. Tanpa ada usaha untuk menghasilkan sesuatu yang kreatif yang bisa dijadikan trending.

Jika demikian halnya akankah kita tetap menyukai gangnam style? Saya tetap menganggap gangnam style hal biasa. Memperlakukannya juga biasa-biasa saja. Terserah pada anda. Anda suka? Itu hak anda dan saya tak mungkin bisa mencampurinya.

Namun sekali lagi coba anda ajukan sebuah pertanyaan pada diri anda sendiri. Kenapa saya harus ikut-ikutan mengikuti gangnam style???


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline