Lihat ke Halaman Asli

Akbar Pitopang

TERVERIFIKASI

Berbagi Bukan Menggurui

Manfaat Bedah Buku Bagi Penulis

Diperbarui: 23 Juli 2024   12:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(foto Akbar Pitopang)


Kemarin, tepatnya hari Rabu (3/10/2012), saya berkesempatan mengikuti acara bedah buku sekaligus peluncuran buku yang dibedah tersebut. Namun pada kesempatan kali ini saya tidak akan menyinggung isi buku tersebut. Kali ini saya akan mencoba membagi sedikit manfaat yang akan kita peroleh dengan dilakukannya bedah buku ini. Terutama manfaatnya bagi sang penulis buku.

Menulis merupakan sebuah kegiatan intelektualitas yang sangat bermanfaat. Dengan menulis kita bisa menuangkan isi pikiran kita terhadap sesuatu. Sehingga bisa dikatakan sebuah karya tulisan sebagai perwakilan dari pemikiran sang penulis. Dengan menuliskan idea tau pemikiran yang kita miliki, maka ide tersebut tidak mudah hilang begitu saya. Tulisan inilah yang akan menjadi pengingat dari ide cemerlang tersebut.

Apalagi jika ide yang kita miliki tersebut sangat berguna bagi perkembangan zaman atau hajat hidup orang banyak. Pasti kita bangga dengan tulisan hasil karya kita tersebut.

Sebuah tulisan sebagai karya cemerlang sang penulis, hendaklah dipublikasikan. Sehingga akan terjadi transfer keilmuan, wawasan dan pengetahuan bagi pembacanya. Sehingga apa yang kita pikirkan itu bis diketahui oleh khalayak. Wadah untuk mempublikasikannya juga beragam. Mulai dari hal sederhana seperti mading di sekolah, papan informasi sampai pada yang lebih canggih yakni melalui fasilitas blogging. Seperti halnya yang sama-sama kita lakukan di kompasiana tercinta ini.

Banyak diantara kompasianer disini yang bercita-cita menjadi seorang penulis handal. Maka langkah awalnya ia memilih kompasiana ini. Tak sedikit diantara para kompasianer ini yang telah membukukan karya tulisannya yang pernah dimuat di kompasiana ini. Dan para kompasianer yang telah menerbitkan buku tersebut juga banyak yang membagikan ilmunya bagi para kompasianer lainnya yang juga berencana menerbitkan buku.

Namun jangan tergesa-gesa dulu dalam menerbitkan buku. Menerbitkan buku bukalah perkara gampang namun juga bukanlah hal sulit. Namun untuk menerbitkan sebuah buku banyak hal yang harus diperhatikan agar nantinya buku tersebut bisa dikatakan sempurna. Jika buku yang kita terbitkan itu sangat baik tentu akan mengundang banyak pembaca yang ingin tahu apa isinya. Secara otomatis tentu akan member keuntungan bagi penulis itu sendiri.

Jika hal diatas sudah dilakukan maka bisa diperkirakan buku tersebut sebagai karya yang baik. Jika kumpulan karya kita itu sudah disatukan dalam bentuk sebuah buku maka itu adalah hal yang amat luar biasa. Ada sebuah kebanggan dari dalam diri kita sebagai penulis. Karena tak semua orang di dunia ini bisa menerbiatkan buku hasil karyanya sendiri.

Namun penulis jangan asal senang dulu. Ada yang harus atau hendaknya dilakukan oleh penulis yakni bedah buku. Penulis yang berani mengadakan bedah buku terhadap bukunya, maka penulis tersebut memilih langkah awal untuk maju. Bedah buku adalah sebuah pembelajaran berharga bagi penulis. Karena selain pujian tentu juga akan diperoleh kritik-kritik pedas terhadap buku kita itu.

Termasuk yang terjadi kemaren. Penulis buku dikritik habis-habisan oleh para pembedahnya. Ada tiga orang pembedah. Dan dua orang dari tiga pembedah tersebut lebih banyak memberikan kritikan dan masukan berharga untuk penulis. Berikut ini ada beberapa poin berharga yang dibagikan para pembedah tersebut yang perlu kita pahami bersama. Diantaranya:

1. Konektifitas isi buku

Biasanya kita menemukan banyak buku yang isinya berisi bab-bab tertentu. Setiap bab hendaklah memiliki konektifitas dengan bab lainnya. Ada hubungan diantara bab-bab tersebut. Sehingga dengan adanya bab-bab tersebut tidak menjadikan pembaca bingung karena ada bab yang mungkin berdiri sendiri. Ada bab tentang perempuan, kekerasan, politik dan sebagainya namun harus tetap memiliki konekifitas atau saling berhubungan satu sama lain diatara banyak bab di buku itu.

2. Pilih editor yang berpengalaman

Hendaklah karya kita itu diedit juga oleh editor yang sudah berpengalaman atau bisa diandalkan. Jangan penulis asal mengeditnya sendiri. Karena belum tentu hasil editan penulis tersebut sempurna. Untuk itu mintalah bantuan pada editor yang berpengalaman yang tahu banyak dimana letak kekurangan sebuah buku.

3. Lengkapi dengan sumber rujukan yang jelas

Ini terutama dilihat oleh segmen pembaca. Penulis tentu punya beragam pembaca. Ada yang dari aktifis, akademis, sosial, dan segmen pembaca lainnya. Misalkan untuk kalangan akademis yang suka dengan buku yang punya rujukan yang jelas. Kalau ada saja buku yang menampilkan misalkan tabel informasi namun tidak dilengkapi dengan rujukan yang jelas maka bisa diprediksi buku tersebut akan ditinggalkan bahkan dibuang oleh pembacanya itu.

4. Gunakan tata bahasa yang baik dan mudah dipahami

Bagian ini juga sangat penting. Penggunaan tata bahasa dan kosakata yang baik dan benar akan memudahkan pembaca memahami apa yang disampaikan penulis di dalam bukunya. Walaupun buku tersebut berisi informasi yang lengkap terhadap sesuatu namun tidak bisa dipahami dengan mudah oleh pembacanya gara-gara alasan tata bahasa yang kurang tepat maka buku tersebut belum bisa dikatakan sempurna.

5. Sesuaikan dengan konteks kekinian

Misalkan buku tersebut adalah kumpulan karya di kompasiana. Sejak kita mulai bergabung sampai dengan saat buku tersebut akan diterbitkan. Buku tersebut berisi kumpulan karya tulisan yang pernah kita publikasikan sesuai zamannya. Namun jika akan menerbitkan buku tersebut hendaklah terlebih dahulu disesuaikan dengan konteks kekinian. Misalkan masalah Undang-Undang yang harus dikoreksi jika ada Undang-Undang yang sudah diamandemen dan lain sebagainya itu yang harus sesuai dengan era dimana buku tersebut akan diterbitkan.

Beberapa poin diatas hendaklah dipahami dengan baik oleh para penulis maupun calon penulis yang akan berencana menerbitkan buku. Sebelum menerbitkan buku hendaklah mencermati dengan baik poin-poin diatas. Untuk menjadikan buku karya kita itu menjadi sebuah buku yang bisa dikatakan sempurna. Sehingga ketika dibedah tidak lagi memiliki banyak kekurangan yang akan dikritik oleh para pembedahnya.

Karena jika buku itu terlalu banyak kritikan maka calon pembacanya bisa berprediksi bahwa buku itu belum layak untuk diterbitkan dan butuh perbaikan melalui penerbitan selanjutnya. Maka tentu secara otomatis akan menjatuhkan penulis baik dari segi harga diri, intelektulitas, kemampuan mampun dari segi bisnisnya.

Penulis atau calon penulis harus siap menerima kritikan dan masukan yang diterimanya melalui bedah buku serta masukan dari pembacanya. Karena dengan adanya kritikan masukan tersebut bisa menjadikan penulis berbuat lebih baik lagi ke depannya dalam menerbitkan karya-karya cemerlangnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline