Lihat ke Halaman Asli

Akbar Pitopang

TERVERIFIKASI

Berbagi Bukan Menggurui

Suasana Malioboro di Malam Hari

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1340624297158478680

JOGJA, AKBARPITOPANG --- Musim liburan telah tiba. Anak sekolah sudah selesai ujian, mahasiswa juga sudah banyak selesai ujian. Karyawan yang bekerja di perusahaan juga sudah banyak yang libur. Ini saatnya untuk refreshing, jalan-jalan, liburan atau pulang kampung.

Ketika masa liburan seperti ini jogja juga tak ketinggalan diserbu oleh para wisatawan. Iring-iringan kendaraan yang ditumpangi para wisatawan membanjiri jalanan kota pelajar ini. Objek-objek wisata disekitaran jogja diserbu oleh para wisatawan.

Malam tadi saya menemani teman ke malioboro. Katanya mau minta ditemani mencari batik untuk keluarganya sebagai oleh-oleh. Ya… teman saya katanya mau pulang kampung. Ujiannya sudah selesai tinggal menunggu hari keberangkatan untuk minggat dari kota pelajar ini. Hehehe…

Katanya coba kita cari di malioboro dulu. Mana tahu ada yang bagus dengan harga yang juga sesuai dengan kantong mahasiswa tentunya. Karena kebetulan saya sedang tidak sibuk akhirnya saya mengiyakan ajakannya.

Kami pun segera meluncur ke malioboro. Sejak kami mendarat di jalan laksda adisucipto yang mengarah kearah malioboro, Suasana kemacetan sudah terasa. Selain warga jogja sendiri yang melaju di jalan itu juga dipenuhi oleh kendaraan para wisatawan. Ketika malam tadi saya melihat banyak rombongan bus berisi wisatawan dari Jakarta.

Sejak di jalan laksda adisucipto sudah mulai terjadi kemacetan. Kami terus melaju dengan hati-hati. Karena jalanan penuh dengan pengguna jalan. Ada motor, mobil, bus, sepeda juga ada. Semuanya bercampur di satu jalan yang sempit.

Jalan-jalan yang mengarah ke malioboro malam hari penuh dengan kendaraan. Tujuan mereka tentu untuk berkunjung atau berbelanja di malioboro.

Ketika kami sampai di dekat tugu adipura atau dekat jembatan yang dekat dengan jalan malioboro suasana kendaraan sudah sangat padat. Di lampu merah kendaraan berjejer menanti lampu berganti warna. Suara klakson juga menjadi suara khas yang menemani kami sebagai pengguna jalan.

Setelah melewati lampur merah tadi barulah kami bisa melaju di jalan malioboro. Kami kebingungan dimana ya harus memakirkan motor? Pinggiran jalan malioboro penuh dengan kendaraan yang di parkir. Motor-motor berjejal bahkan sampai memakan bibir jalan.

[caption id="attachment_190593" align="aligncenter" width="369" caption="kendaraan di parkir sampai ke pinggir jalan/ akbarpitopang/ juni 2012"][/caption]

Kami terus mengarahkan motor mencari lahan kosong untuk memakirkan motor. Dan kami pun akhirnya bisa memakirkan motor di dekat mall malioboro. Motor pun diparkirkan dengan aman dengan  tak lupa membawa karcis parkir yang dikasih oleh tukang parkir.

[caption id="attachment_190594" align="aligncenter" width="369" caption="akbarpitopang/ juni 2012"]

1340624449579337095

[/caption]

Kalau dari jalan malioboro yang mengarah ke kraton berarti kami ada disebelah kiri. Sedangkan kami mau menyeberang jalan karena kalau di sebelah kanan lebih banyak yang jual batik. Lalu kami mencoba menyeberang jalan.

Menyeberang jalan malioboro harus hati-hati. Kenapa? Ya tentu karena jalan penuh dengan kendaraan yang melaju. Memang sangat ramai dipenuhi oleh kendaran yang lalu lalang. Harus ekstra hati-hati dan juga harus ekstra sabar. Karena harus menunggu ada sedikit ruang untuk menyeberang atau menanti sampai kendaraan-kendaraan itu melaju pelan karena ada sesuatu hal yang membuat pengendaranya mengurangi kecepatan kendaraannya.

[caption id="attachment_190597" align="aligncenter" width="369" caption="berhati-hatilah saat menyeberang/ akbarpitopang/ juni 2012"]

13406246051221109669

[/caption]

Yess!! Akhirnya kami bisa menyeberang ke seberang jalan. Kami langsung melihat-lihat batik yang ada disana. Sesekali juga masuk ke dalam toko-toko yang banyak menjual batik atau oleh-oleh khas jogja lainnya.

Pengen tau gak kayak gimana rasanya berjubel bersama keramaian manusia di sepanjang pelataran malioboro itu? Wah… penuh sesak karena banyaknya wisatawan. Baik itu wisatawan domestik maupun mancanegara.

[caption id="attachment_190600" align="aligncenter" width="369" caption="ramainya wisatawan berjejal di pelataran malioboro/ akbarpitopang/ juni 2012"]

1340624756853310804

[/caption]

Kita harus berjalan pelan. Seperti kayak orang tawaf di mekkah sana… hehehe… tapi serius loh… penuh dengan wisatawan. Sampai-sampai gara-gara suasana yang sangat ramai itu, wajah teman saya hampir bersentuhan dengan wisatawan lain yang ada disana. Untung baru ‘hampir’ coba saja kalau sempat beneran kan jadi malu… :D

Hampir dua jam lebih kami berkeliling mencari batik untuk oleh-oleh. Ketika jam menunjukkan pukul 22.35 WIB barulah kami memutuskan untuk balik ke kosan karena oleh-oleh yang diincar temanku sudah ditangan.

Walau malam semakin gelap tapi jalanan di malioboro malah masih cukup ramai. Lapak pedagang sudah mulai tutup. Pedagang sudah mulai mengemasi dagangannya. Namun lapak dagangan para pedagang itu akan berganti dengan lesehan.

Semakin gelap malioboro semakin ramai saja. Tapi kami tak mau berlama-lama disana. Karena tujuan kami sudah tercapai. Hi hi hi…

Ada beberapa poin yang bisa dicermati, diantaranya Pemerintah kota Yogyakarta musti segera merevitalisasi kawasan malioboro. Guna memberikan kenyamanan kepada para wisatawan yang datang. Karena malioboro bisa dikatakan sebagai sebuah magnet yang masih mempan menarik wisatawan untuk singgah disana. Wisatawan yang datang ke malioboro tak hanya dari dalam negeri namun juga para wisatawan asing. Ketika musin liburan seperti ini jumlah wisatawan baik domestik maupun mancanegara akan semakin bertambah.

[caption id="attachment_190604" align="aligncenter" width="369" caption="kesemrawutan ini tak boleh dibiarkan saja/ akbarpitopang/ juni 2012"]

13406249391740689412

[/caption]

Membangun gedung parkir terpadu. Mungkin akan lebih baik jika pihak yang mengelola kawasan malioboro membangun gedung untuk lahan parkir. Bangun gedung parkir yang bisa menampung banyak kendaraan. Sehingga kendaraan wisatawan yang datang ke malioboro bisa diparkir dengan aman disana tak perlu memakirkan kendaraan lagi di kawasan malioboro. Sehingga wisawatan bisa merasa lebih nyaman. Mungkin untuk saran ini dirasa kurang realistis tapi apa salahnya untuk dicoba. Mungkin pendapatan daerah yang masuk melalui pariwisata bisa dianggarkan untuk itu.

Mungkin hanya itu yang bisa saya bagikan kali ini. Juga nitip saran untuk pemerintah kota Yogyakarta untuk segera melalukan revitalisasi di kawasan ini agar motto “jogja berhati nyaman” benar-benar bisa dirasakan oleh para wisatawan yang mampir ke kota pelajar dan kota budaya ini.

Opera Travel Blog Competition

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline