Lihat ke Halaman Asli

Akbar Pitopang

TERVERIFIKASI

Berbagi Bukan Menggurui

Pagar Hidup, Pagar yang Bermanfaat

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1331531859336521137

[caption id="attachment_168005" align="aligncenter" width="600" caption="ilustrasi/admin news.okezone.com"][/caption]

Pagar merupakan komponen pelengkap yang biasanya dijumpai pada setiap rumah. Pagar ini banyak manfaatnya. Untuk mengamankan rumah itu sendiri. Pembatas antara lingkungan rumah dengan lingkungan luar dan juga bisa digunakan untuk mempercantik rumah.

Pagar dalam bayangan masyarakat saat ini adalah pagar yang dibuat dari bahan besi atau kawat. Pagar yang seperti itu memang menjadi tren. Khususnya untuk masyarakat di perkotaan. Kehadiran pagar menjadi sebuah kebutuhan tersendiri. Apalagi keadaan kota yang biasanya relatif kurang aman sehingga kehadiran pagar sangat diperlukan.

Berbeda dengan keadaan masyarakat di pedesaan. Yang relatif lebih aman. Sehingga pagar juga tidak terlalu diperhatikan. Apalagi saat ini masih sering saya temukan khususnya di kampung saya rumah-rumah yang menggunakan pagar hidup.

Pagar hidup adalah sebutan untuk pagar yang dibentuk dari tanaman yang gunanya untuk pagar. Pagar hidup ini bisa ditanam menggunakan berbagai macam tanaman pagar asalkan memiliki batang yang cukup kokoh dan daun yang juga rimbun.

Pagar hidup ini dibentuk dengan menancapkan tanaman pagar ke lokasi yang akan dibentuk menjadi pagar. Kemudian tanaman itu dibiarkan tumbuh dan meninggi. Ketika ukurannya cukup tinggi maka setelah itu bisa dipangkas dan dibentuk menjadi sebuah pagar. Pemilihan tanaman yang cocok juga akan mempengaruhi bentuk pagar.

Masyarakat dulunya cukup melestarikan keeksistensian pagar hidup ini. termasuk ibu saya sendiri. saat ini pagar hidup masih dirawat cukup baik oleh ibu saya di rumah. Saya rasa ibu saya cukup peduli terhadap lingkungan jauh sebelum beberapa tahun ini orang-orang mengkampanyekan semangat hidup go green. Ternyata ibu saya sudah mempraktekkannya sejak jauh hari.

Tanaman pagar yang ada didepan rumah adalah tanaman kaca pling kalau di Jateng namanya keji beling dan orang Jakarta menyebutnya pecah beling. Tanaman itu ditanam ketika ibu saya ketika beliau sedang mengandung saya. Ketika itu ibu sering mengalami sakit pinggang. Untuk mengurangi rasa sakit itu ibu dianjurkan untuk meminum air rebusan kaca pling itu. Agar ibu tidak selalu minta pada tetangga maka ibu menanamnya di depan rumah. Ketika itu memang belum ada pagar. Jadi disengajakan kaca pling itu kelak juga bisa digunakan sebagai pagar. Ternyata benar, kaca pling itu berubah fungsi menjadi pagar. Maka selain bisa digunakan sebagai obat tradisional juga berfungsi sebagai pagar hidup.

[caption id="attachment_168007" align="aligncenter" width="600" caption="keji beling (strobilanthes crispus BL) sumber:tanamanobat.org"]

1331531945307175903

[/caption]

Tapi seperti yang telah disebutkan diatas, pagar hidup semakin ditinggalkan. Padahal kehadiran pagar hidup ini cukup menguntungkan. Selain sebagai pagar juga bisa digunakan untuk mempercantik halaman rumah. Jika menggunakan tanaman obat seperti yang ada didepan rumah saya itu maka fungsinya bisa dijadikan obat herbal. Selain itu kehadiran pagar hidup ini juga bisa dijadikan sebagai upaya untuk mengurangi polusi udara.

Jadi, sebenarnya sangat banyak keuntungan yang diperoleh dengan adanya kehadiran pagar hidup ini. mari investasikan energi untuk bumi salah satu caranya bisa dengan kehadiran pagar hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline