Pada Pandemi COVID -19 saat ini Ekonomi dunia sedang mengalami penurunan yang berdampak terhadap pedagang atau pemilik warung warung kecil yang menyebabkan penurunan penghasilan yang amat sangat begitu drastis dibandingkan sebelum era pandemi COVID 19, sangat banyak permasalahan permasalahan yang terjadi dalam dunia perdagangan maupun dunia bisnis salah satunya yang paling sering terjadi ialah berkurangnya konsumen atau berkurangnya penjualan terhadap warung warung kecil.
Baik di Dunia maupun di Indonesia sendiri para pedagang atau pemilik warung warung kecil dituntut untuk mempunyai atau memiliki ide ide kreatif atau inovatif untuk mendorong kemajuan produknya agar tetap stabil perekonomian walaupun dikondisi pandemi COVID -19 saat ini.
Dengan cara menurunkan takaran produk contoh sebelum pandemi COVID -19 Produsen membuat beras atau gula dengan takaran 6kg, sehingga inovasi atau idepun sangat bermanfaat yaitu contohnya seperti menurunkan takaran menjadi 3kg sehingga masyarakat tetap membeli produk tersebut, Walaupun penghasilan tidak sama dengan sebelum pandemi setidaknya bisa memperbaiki perekonomian.
Di Indonesia saat ini dihadapkan dengan masalah masalah ekonomi yang memburuk hal ini di buktikan dengan banyaknya para pedagang kecil atau warung warung kecil yang usahanya mengalami penurunan omset atau penghasilan yang amat sangat begitu drastis bahkan sampai gulung tikar dikarenakan kurangnya daya beli konsumen atau masyarakat akibat dari pandemi COVID -19, perumpama annya seperti ini sebelum pandemi COVID -19 bisa membeli beras 8kg seminggu saat pandemi COVID -19 kita hanya dapat membeli beras 3 -- 4kg seminggu, selain itu juga ada faktor lainnya dan masalah kesehatan atau prokes sehingga pemerintah memberlakukan PPKM maupun Lockdown di berbagai daerah.
Sangat banyak media -- media yang memberitakan kasus -- kasus atau isu -- isu yang terkait penyebaran Virus COVID -19 ini, sehingga hal ini dapat membuat para pedagang dan pemilik warung warung kecil dipaksa keada an untuk memunculkan ide ide kreatif dan inovatif yang sangat tinggi agar bisa mempertahankan pendapatannya meskipun tidak sebanyak sebelum pandemi COVID -19 ini melanda dan agar mereka juga tidak akan melakukan yang namanya gulung tikar ( menutup usaha ).
Salah satunya narasumber yang saya wawancarai yaitu bu suriharini selaku pemilik warung kecil di kota Pasuruan Jawa Timur, warung yang bernama Warung sawah ini yang didirikan sejak 2019, disini saya mendapat kan banyak sekali informasi yang sangat menarik tentang perjalan toko ibu suriharini ini.
Membuka warung kecil kecilan ditengah Pandemi COVID -19 ini merupakan cobaan yang berat bagi pemilik warung sawah ini, sebelum COVID -19 warung ini mempunyai 2 karyawan sehubungan adanya pandemi COVID -19 ini ibu suriharini mengurangi semua karyawannya yang sebelumnnya berjumlah 2 menjadi 1 itupun anaknya sendiri yang diperkerjakan, disini saya mewancarai ibu pemilik warung sawah ini, disini ibu romlah menjelaskan kepada saya tentang mengurangi gaji karyawannya dan mengurangi jumlah karyawannya yang akhirnya anaknya sendiri yang menjadi karyawannya dikarenakan kondisi yang tidak cukup untuk membiayai karyawan tersebut, disisi lain pemilik warung sawah ini juga terkendala ekonomi di dalam keluarganya, karena membiayai anaknya yang salah satu ada yang masih menjalankan pendidikan di pondok pesantren, sehingga pemilik warung sawah ini harus mengatur pengeluaran harian keluarga, sehingga hal ini berdampak terhadap warung sawah ini.
Inti dari permasalahan selama pemberlakuan PPKM (Pemberlakuan pembatasan pergerakan masyarakat). Usaha mikro kecil menengah atau UMKM bagi ibu pemilik warung sawah ini harus dilakukan secara bergilir atau sistem ganjil genap sehingga ber efek terhadap penghasilan warung sawah ini, selaku pemilik usaha warung sawah tersebut mengatakan bahwa ingin berjualan seperti sediakala akan tetapi ada peraturan dari pemerintah dan pembatasan dari aparat sehingga tidak dapat dihindari disisi lain pemilik warung sawah ini sama sekali tidak menerima bantuan dari pemerintah (bansos), ibu pemilik warung sawah ini sangat kebingungan dan khawatir harus melakukan kegiatan apa untuk menambah penghasilan lebih seperti sedia kala, disisi lain juga ada keluarga yang harus di penuhi kebutuhannya.
Selama kondisi tersebut ibu pemilik warung sawah ini kepikiran karena ada tuntutan membiayai hidup keluarganya selama 1 bulan sampai pada akhirnya menemukan pemikiran berjualan catering, catering tersebut dijual secara online juga.
Ide catering ini sangat inovatif dan sangat bagus juga bisa menaikkan peluang omset salah satu nya yaitu dengan membuka warung sawah di aplikasi online melalui media di smartphone seperti promosi, melalui ilmu yang dimiliki anaknya yang hidup di zaman milenial ini ibu pemilik warung sawah ini menekuni hari demi hari melalui berbagai rintangan dan cobaan, tidak lama selama satu bulan ibu pemilik warung sawah ini mengalami lumayan peningkatan omset atau penghasilan daripada sebelumnya, dan toko onlinenya pun juga mengalami peningkatan penghasilan atau omset yang sangat drastis.
Ibu pemilik warung sawah ini sediki lebih lega karena penghasilan atau omsetnya meningkat, ibu pemilik warung sawah ini sangat bersyukur setidaknya bisa membiayai keluarganya serta hikmah dari doa doanya, berikut dokumentasi wawancara saya bersama ibu pemilik warung sawah ini.