Lihat ke Halaman Asli

Akbar Ami

Mahasiswa

Komunikasi Asertif sebagai Solusi Antara Keinginan Anak dan Harapan Orang Tua

Diperbarui: 20 Januari 2023   23:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam menjalani hidup sebagai manusia tentu kita tidak terlepas dari berkomunikasi dengan orang lain, karena komunikasi menjadi jembatan bagi kita untuk memahami apa yang dibutuhkan dan diinginkan orang lain. Komunikasi menjadi sebuah keharusan bagi kita untuk mempertahankan dan meningkatkan hidup. Tanpa berkomunikasi kita akan kesulitan bekerjasama membangun peradaban. 

Ketika bersosialisasi kita akan dihadapkan dengan berbagai macam latar belakang orang lain, sehingga banyak perbedaan mengenai cara pandang kita dengan cara pandang orang lain. Perbedaan ini sangat berpotensi menjadi konflik dalam hubungan sosial. Tidak perlu jauh-jauh dengan orang lain, bahkan keluarga sendiripun pasti memiliki cara pandang yang berbeda, misalnya antara orang tua dengan anak. 

sebagai anak kita diharuskan untuk selalu berbakti dan patuh kepada kedua orang tua kita, namun berbakti kepada kedua orang tua bukan berarti kita tidak memiliki prinsip hidup sendiri, hanya disetir oleh orang tua atas apa yang kita lakukan. Tidak jarang apa yang diinginkan oleh orang tua tidak sesuai dengan apa yang anak inginkan sehingga terjadilah konflik antara orang tua dan anak

maka diperlukan sebuah metode komunikasi yang cocok untuk mengatasi dan meminimalisir masalah ini. 

Komunikasi asertif dapat menjadi solusi yang tepat untuk mengomunikasikan pendapat, harapan, keinginan, dan mengatasi perbedaan tanpa merendahkan orang lain. 

Apa sih komunikasi asertif itu? Menurut Burgon & Huffner (2002) Komunikasi asertif merupakan sebuah teknik berkomunikasi di mana seseorang dapat menyampaikan pendapatnya secara lugas tanpa menyinggung orang tertentu baik secara verbal maupun non-verbal. 

Jadi Komunikasi Asertif dapat diartikan sebagai kemampuan kita mengkomunikasikan pendapat, keinginan, dan harapan kita kepada orang lain tanpa menyinggung perasaan dan tetap menghargai hak-haknya. 

Ketika kita sebagai anak dihadapkan dengan harapan orang tua yang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan maka sampaikan apa pendapatmu dengan tegas dan percaya diri tanpa menyinggung perasaan orang tua sehingga orang tua tau dengan jelas maksud dari apa yang kita inginkan. lalu dengar kan juga apa pendapat dan harapan orang tua agar menjadi masukan bagi kita. Terkadang orang tua hanya khawatir terhadap anaknya karena dia merasa telah hidup lebih lama dari anak sehingga tidak ingin pengalaman buruknya terulang kembali kepada anaknya. Keputusan akhir sebenarnya terdapat di anak karena dialah yang akan menghadapi konsekuensi dari apa yang dia lakukan. 

Banyak konflik antara orang tua dan anak adalah karena mereka tidak saling memahami satu sama lain. Jarangnya komunikasi antara orang tua dan anak bisa menjadi salah satu faktornya. Siapa sih orang tua yang tidak ingin anaknya menjadi yang terbaik, pasti semua orang tua ingin namun kebanyakan orang tua ketika Mengkomunikasikan harapannya terasa egosentris oleh anaknya sehingga anak cenderung tidak senang dan melawan. Oleh sebab itu maka literasi tentang komunikasi asertif ini menjadi sangat penting bagi komunikasi keluarga khususnya antara orang tua dan anak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline