Lihat ke Halaman Asli

Hmm…Dimanakah Kesejahteraannya???

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Terhitung tanggal 6 - 13 Oktober kemarin, Sail Wabe 2011 yang bertempat di Belitong telah dilaksanakan. Event internasional yang bertemakan Clean The Ocean for Future Live ini tak sekedar kegiatan biasa. Dengan ratusan kapal yacht yang bersandar dan mengarungi lautan dari Wakatobi dan berakhir di Pantai Tanjung Kelayang, Belitong, setidaknya mampu menjadikannya sebagai event yang sebanding dengan pergelaran Sail-Sail di Indonesia seperti Sail Bunaken dan Sail Banda. Maka dengan statusnya sebagai event international, Presiden SBY pun berkenan untuk menutupnya pada tanggal 12 Oktober nanti.

Meski bukan gelaran yang pertama kalinya, namun ini menjadi perhelatan yang pertama dimana 2 daerah yang cukup jauh secara geografis bergabung dalam pelaksanaannya, yakni Wakatobi di Provinsi Sulawesi Tenggara dan Belitong di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Setelah sebelumnya pernah menyelenggarakan pergelaran yang sama, yakni Sail Belitong pada 2009 dan Sail Indonesia pada 2010, diharapkan Sail Wabe 2011 ini akan jauh lebih sukses dan "memperoleh keuntungan" yang lebih besar.

Harapan ini tentu bukan sesuatu yang berlebihan, mengingat perhelatan tahunan ini banyak melibatkan turis-turis asing dan juga domestik yang terus mengalami eskalasi partisipasi setiap tahunnya. Tujuan objektifnya tentu tak hanya sekedar memperlihatkan bidadari alam dan Pantai Belitong, namun dalam kerangka usaha menarik investasi dari mereka yang berpartisipasi untuk kesejahteraan masyarakat Belitong.

Tapi ntah mengapa, hawa positif kegiatan ini seperti hilang tanpa jejak. Ibarat tercium harum dihidung untuk sesaat lalu menghilang setelah kegiatan sail usai. Kesejahteraan yang bisa didapat oleh masyarakat sebagai efek domino dari perhelatan akbar ini tak terasa sama sekali. Setidaknya itulah yang dirasakan oleh masyarakat sekitar dimana pergelaran Sail ini dipusatkan.

Boleh jadi peningkatan secara makro diperoleh, namun lebih penting bagaimana hasil makro berefek positif bagi kesejahteraan masyarakat secara luas. Pemerintah seolah lupa, jika tak ingin dikatakan tak mau belajar, bagaimana seharusnya masyarakat dicerdaskan dan dilibatkan agar masyarakat sekitar bisa menjemput kesejahteraan mereka sendiri dengan memanfaatkan kegiatan ini. Efek domino atas tercapainya kesejahteraan masyarakat memang tak bisa langsung dirasakan. Namun, 3 (tiga) tahun dilaksanakan tanpa memberikan efek positif atas kesejahteraan masyarakat selain hanya ramai-ramai bak irau kumbang irau madu jelas ada yang salah dalam hasilnya.

Jika kesejahteraan menjadi tolak ukur dari sebuah pembangunan, maka tolak ukur apa yang digunakan oleh pemerintah didalam perhelatan akbar Sail yang berlangsung selama ini? Rasanya hingga 3 tahun berjalan adalah sedikit nampak perubahan yang lebih baik di masyarakat. Nah, jika memang masih boleh menaruh harapan, semoga saja Sail Wabe 2011 ini dapat mencapai tujuan tersebut.

Namun perlu diingat kita semua, pergelaran Sail kali ini menjadi ajang pertaruhan pula bagi masa depan Belitong, mau dibawa kemana Belitong ini? Satu sisi gembar-gembor ingin meningkatkan kepariwisataan Belitong sangat ditonjolkan, setidaknya itu yang ingin ditunjukkan dihadapan Presiden SBY nanti. Namun disisi lain, agenda tersembunyi juga sudah menunggu untuk mengobok-obok laut Belitong yang dinilai berpotensi mengandung banyak timah. Jika sudah begini, kesejahteraan masyarakat jelas paling dipertaruhkan. Bisakah kita teguh mempertahankan laut dan wisata kita demi kesejahteraan masyarakat Belitong atau membiarkan laut dibongkar untuk kesejahteraan para pemodal, pejabat dan kroni-kroninya? Hanya kita yang bisa menjawabnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline