Lihat ke Halaman Asli

KKN SISDAMAS 442

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Menggali Kembali Kegembiraan Masa Kecil Melalui Permainan Tradisional

Diperbarui: 24 Agustus 2024   10:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi/ Mendampingi anak-anak bermain congkak

KKN UIN Bandung, Subang - Di tengah gempuran teknologi yang semakin canggih, permainan tradisional yang dulu menjadi teman setia anak-anak mulai terlupakan. Padahal, permainan tradisional tidak hanya menyenangkan, tetapi juga memiliki banyak manfaat bagi tumbuh kembang anak. 

Dalam upaya melestarikan budaya dan memberikan pengalaman bermain yang berharga bagi anak-anak, kelompok KKN UIN Bandung mengadakan kegiatan pengenalan permainan tradisional di RW 02 Desa Pakuhaji, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang.

Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari ini berhasil mengajak anak-anak untuk mengenal dan mencoba 13 jenis permainan tradisional yang beragam. Permainan-permainan ini tidak hanya mengasah motorik dan kognitif anak, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai sosial seperti kerjasama, sportivitas, dan saling menghargai.

Sesi 1: Permainan Klasik yang Tak Lekang oleh Waktu

Sesi pertama diawali dengan permainan yang sudah sangat familiar di kalangan masyarakat Indonesia, yaitu congkak. Permainan ini melatih konsentrasi, kemampuan berhitung, dan strategi. Selain congkak, anak-anak juga diajak bermain kelereng yang mengasah akurasi dan kekuatan tangan. 

Permainan ABC 5 Dasar, adu ayam, endog-endogan, ampar-ampar pisang, domikado, dan mejikuhibiniu menjadi pelengkap keseruan sesi pertama. Permainan-permainan ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga mengundang tawa dan keceriaan anak-anak.

Sesi 2: Tantangan yang Menyenangkan

Pada sesi kedua, anak-anak diajak untuk mencoba permainan yang sedikit lebih menantang, seperti sondah, galah asin, dan lompat karet. Permainan Sondakh melatih keseimbangan dan kelincahan, sementara galah asin mengasah kekuatan otot lengan. Lompat karet, selain menyenangkan, juga melatih koordinasi tubuh dan ketangkasan.

Sesi 3: Kreativitas Tanpa Batas

Sesi terakhir ditutup dengan permainan kucing-kucingan (ucing sendal) dan ular-ularan (oray-orayan). Permainan kucing-kucingan melatih kecepatan, ketangkasan, dan kemampuan bersembunyi. Sementara itu, ular-ularan mengasah kerjasama dan kekompakan dalam kelompok.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline