Hari sabtu ini adalah hari pertama saya menjalani hari hari sebagai pengangguran sementara, jumat kemarin secara resmi mengundurkan diri dari kantor yang sudah setahun lebih menggaji saya.
Sedari semalam saya sudah disibukkan dengan packing yang ternyata ribet, yang membuatnya lama malah mencari ini itu yang tiba tiba hilang, salahnya ya memang saya orangnya tidak telaten dan berantakan, jadinya banyak barang yang lupa dimana ditaruhnya, tapi untungnya saya sudah membuat list barang bawaan sehingga tidak begitu susah packingnya.
Barang bawaan saya ternyata tidak terlalu banyak, dari carier yang saya pinjam dari teman kantor hanya terisi tiga perempatnya, ditambah sebuah tas selempang kecil tempat menyimpan barang barang seperti gadget dan barang kecil seperti kunci dan tongsis, tongsis itu pebting sekali bung!!
Selepas tengah malam akhirnya proses packing memacking nya selesai, ketika saya coba angkat carierbyang bahkan tak sampai penuh itu ternyata berat ya, bisa bisa membuat kejetit urat punggung jika kelamaan menggendong sang carier ini,
Well, baiklah perjalanan segera dimulai...
Keesokan harinya, setelah dipaksa bangun pagi dengan menenggak segelas kopi susu (emmm tepatnya susu kopi, karena susunya lebih banyak daripada kopinya), tepat jam 9 pagi saya sudah berdiri di pinggir jalan dengan teman seperjalanan ronde 1 ini untuk menyetoo angkit dari palmerah - Slipi untuk disambung Busway ke PGC dan kemudian menaikki Prima Jasa ke Bandung.
Perjalanan dengan angkot dari Palmerah ke Slipi cukup lancar, hanya tersendat sedikit di daerah Pasar Palmerah dan selebihnya lancar. Tidak sampai 15menit kami pun sampai di halte Busway Slipi untuk melanjutkan perjalanan PGC, tapi di Halte Busway kita menunggu sampai hampir 30 menit sampai Buswaynya sampai, lumayan membuat pegal kaki saat menunggunya. Saat menunggu ini, salut saya dengan teman saya ini yang hampir setiap hari menempuh perjalanan menggunakan angkot, kopaja dan Busway, terbayang perjuangannya dan begitu sabarnya dia dengan keruwetan transportasi umum di Jakarta ini, dibandingkan saya yang tinggal hanya beberapa jengkal dari kantor dan itu juga kebanyakan naik Motor, jarang sekali menggunakan moda transportadi masal itu, saya lebih mending naik taksi jika harus tanpa motor saya, manja ya, padahal jaman kuliah dulu, mana ada motor, kemana mana ya harus naik angkot atau bus, mana mampu pakai taksi, kehidupan saya belakangan semakin membaik dan semakin manja juga sih.
Singkat cerita perjalanan dengan Busway dan Bus Primajasa (ongkosnya Rp.75.000, itu juga dibayarin, lumayan, jadi enak...) cukup lancar tanpa ada hambatan selain leher saya yang sakit kambuh lagi, jam 13.00 akhirnya saya menginjakkan kaki di tanah Bandung, turun di sekitaran leuwi panjang dan melanjutkan dengan 3x naik angkot lagi untuk menuju Penginapan di daerah Dago.
Saya sih sebenarnya enggak terlalu hapal daerah Bandung, padahal kalau ditanya dimana saya Kuliah, saya selalu bilang kuliah di Bandung, padahal mah, kan di Jatinangor, kota kecil yang nota bene masuk wilayah Sumedang, cuma ya biar kedengaran keren saja makanya saya bilang kuliahnya di Bandung.
Angkot di Bandung tidak kalah semrawutnya dengan di Jakarta, serasa raja jalanan, angkot yang kami tumpangi dengan beraninya nyalip kanan kiri dan sukses membuat beberapa pengemudi mobil kanan kirinya jengkel, bahkan saya ikutan jengkel, dengan pertimbangan daripada kami tewas dijalan, maka di daerah riau kami pun turun dari angkot yang supirnyamungkin jebolan stuntman Fast & Furious ini.
Karena perut saya sudah tak bisa kompromi dan kata dia 'Lo rese kalo lapar', maka daripada semakin rese dan saya berubah menjadi Toro Margens, kita pun mampir sebentar di BIP, mengisi perut di Foodcourtnya. BIP masih sama dengan dulu, tak ada yang berkesan sih, di Jakarta saya sudah dicekokin bermacam macam Mall, sehingga BIP yaaaa gitu gitu aja.
Agenda awal ke Bandung tadinya adalah untuk menjelajah kota Bandung seperti ke Taman Juanda Dago atau ke Tebing Keraton, tapi minggu kemarin di kantor rasanya agak melelahkan sehingga agendanya diganti untuk makan dan istirahat, apalagi hotelnya dibayarin, mau tidur saja rasanya sampai besok.