Lihat ke Halaman Asli

Puisipuasa

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Akaha Taufan Aminudin

PINTU RUMAH TUHAN LIMA WAKTUMU

menembus kekalutan aku terlempar di lautan,
angin terus menari-nari menghembus melemparkan
di batu karang, ombak laut terus bergulungan
deru ombak berlari cepat menghantam karang

jiwaku rapuh bergerak
tanpa arah
entah sampai dimana
pintu rumah belum kutemukan?


angin air ombak laut gerakkan melambai-lambai
begitu cepat merambat menghantam batu karang
pecah berhamburan
pohon-pohon tumbang

kekalutan semakin tak bersahabat
tangan-tangan tega berbuat nista disini
menyalahkan perjalanan angin air di lautan
ombaknya bergulungan menatap tepat di kepalaku
di pikiran,hati,jiwaku
harapan impian-impian terpenjara
lepaslah belenggu kekalutan
pikiranku berenang lepas di lautan

‘di lautan lepas aku terus berenang mencari diriku
yang hilang. di batu karang itu
kutemukan diriku mengarungi ombak kehidupan
bersamamu yang mengerti kehidupan sebenarnya’

jiwaku semakin kokoh
di segala arah
sampai dimana bersamamu
pintu rumah telah kutemukan?

'pintu rumah tuhan lima waktumu
jangan ditinggalkan
bila ketenangan sebenarnya ada disini
hati ini jiwa ini'

menembus cakarawala
kehidupan lebih bermakna
selamanya
turun temurun

Malang Raya, 30 Juni 2012

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline