"Bah!"
"Cemana ceritanya kok kau bisa kenak?".
"Keqnya dari Binikku, Bang. Kemaren tu dia ngumpul-ngumpul sama teman-teman arisan onlennya di kafe-kafe pas dia lagi di Jakarta. Kurasa dari situ dia kenaknya."
"Tunggu dulu. Udah jelasnya kau kenak kopit? Ntar kopit-kopitan pulak".
"Memang belum kucek langsung Bang. Tapi tanda-tandanya udah banyak kali kurasa. Seperti yang udah pernah Abang bilang itu. Badanku panas, kepalaku sakit, batuk-batuk, haccim-haccim, sesak, benafaspun susah."
"Jadi gimanalah ini Bang?"
"Babababahhh..."
"Nampaknya betul juga yang kau bilang. Bisa jadi kau kenak kopid".
"Binikmu gimana?"
"Kutengok dia biasa-biasa ajanya Bang."
"Kau dengarkan baik-baik apa-apa yang mau kubilang ini dan cepat-cepat kau kerjakan".