Lihat ke Halaman Asli

Rahmad Agus Koto

TERVERIFIKASI

Generalist

Menghadapi Strategi Herd Immunity dan New Normal Pandemi Covid-19

Diperbarui: 29 Mei 2020   09:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Herd Immunity (dokpri)

Tidak bermoral, kejam, tidak punya perasaan, tidak menghargai nyawa manusia, adalah sebagian ungkapan yang biasanya muncul ketika ada yang menyebutkan strategi herd immunity untuk mengatasi pandemi Covid-19.

Di dalam benaknya, ide itu sangat brutal, menyerah pada mekanisme seleksi alam, pasrah pada hukum rimba, menafikan kemampuan usaha dan akal manusia.

Saya sendiri diantaranya, sekitar dua bulan yang lalu. Tetapi sekarang pemikiranku berubah. Sudut pandangku tentang herd immunity sudah berbeda setelah mendalami topik ini dari berbagai sumber informasi ilmiah yang terkenal di kalangan ilmuwan, yang kredibel dan yang berintegritas.

Suka tidak suka, rela atau tidak, hanya ada satu jalan keluar yang realistis dari segala masalah yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19, dalam konteks belum adanya pengobatan khusus dan vaksin yang telah terbukti aman dan efektif.

Cepat atau lambat, seluruh negara di dunia akan menerapkan strategi herd immunity melalui gaya hidup yang baru ala new normal.

Sebelum kita lanjutkan, baiknya kita menyamakan persepsi terlebih dahulu tentang makna dari herd immunity itu sendiri.

Herd Immunity

Istilah herd immunity sering juga disebut dengan kekebalan populasi, kekebalan komunitas, kekebalan sosial atau kekebalan kelompok. Dengan kata lain, kekebalan suatu masyarakat terhadap penyakit menular tertentu.

Istilah epidemiologis ini pertama kali disebutkan dalam jurnal ilmiah yang dipublikasikan pada tahun 1923 oleh Topley WWC dan Wilson GS. Konsep dasarnya bahkan sudah diungkapkan oleh William Farr pada tahun 1840 dalam laporan tahunan kelahiran, kematian dan pernikahan di England dan Wales (Paul, E.M. Fine, 1993).

Logika kerja herd immunity pada prinsipnya sangat sederhana. Orang-orang yang imun atau telah kebal terhadap suatu penyakit menular dalam suatu populasi, secara tidak langsung akan melindungi orang-orang yang tidak kebal atau rentan terpapar (susceptible), dengan cara memperkecil peluang mereka terinfeksi mikroorganisme penyebab penyakit (Lih. Ilustrasi).

Oleh karena itulah, diperlukan sebanyak lebih dari 60% orang yang telah kebal dalam populasi supaya herd immunity bekerja secara efektif, dengan demikian lambat laun wabah akan lenyap dari populasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline