Lihat ke Halaman Asli

Rahmad Agus Koto

TERVERIFIKASI

Generalist

Pasutri Sehidup Semati

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya pernah mendapat kabar bahwa seorang kerabat yang telah berusia lanjut meninggal dunia beberapa hari setelah suaminya dikuburkan. Pernah juga mendengar beberapa kabar yang sejenis, terlepas dari siapa yang duluan, dimana jarak ajalnya tiba sangat berdekatan atau bahkan pada waktu yang bersamaan.

Mengapa bisa demikian?

Dalam salah satu contoh pasangan suami istri (pasutri) "sehidup semati" yang saya dengar sendiri, pasangan tersebut telah hidup bersama selama tiga atau empat dekade. Waktu yang sangat lama, jauh lebih lama jika dibandingkan dengan ketika ia hidup bersama keluarga kandungnya.

Tentunya hal ini adalah hal yang sangat istimewa, pasangan itu bisa hidup bersama selama itu. Saya pikir mereka bisa bertahan disebabkan oleh sesuatu, sesuatu yang lebih dari sekedar komitmen untuk menjaga keutuhan rumah tangganya.

Yap, apalagi kalau bukan cinta.

Bukan cinta-cinta semu yang biasanya dialami para remaja, cinta yang sebenarnya, meskipun kadang percintaan mereka tidak terlihat romantis, atau mungkin saja pasangan itu tidak menyadari bahwa ada cinta sejati yang menyatukan mereka.

Rasa cinta yang tak kasat mata itu telah menimbulkan rasa saling membutuhkan, lebih jauh lagi telah menjadi bagian dari hidupnya sendiri. Mereka tidak begitu perduli lagi dengan perubahan bentuk fisik pasangannya, karena yang mereka cintai adalah jiwa pasangannya.

Cinta sejati yang terbentuk melalui proses yang sangat panjang, melalui berbagai peristiwa-peristiwa yang sangat menyenangkan hingga yang sangat menyakitkan.

Rasa saling membutuhkan itu telah menjadi ketergantungan.

Dan ketika pasangannya telah mendahuluinya, maka hidupnya pun terasa hampa di usia yang telah begitu lanjut, hidupnya tidak utuh lagi karena separuh jiwanya telah pergi, semangat hidupnya menurun drastis yang sangat mempengaruhi kesehatannya. Entah disadarinya atau tidak, keinginannya begitu besar untuk segera menyusul pasangan yang telah mendahuluinya itu.

Untuk pasangan-pasangan tertentu, sepertinya Ia pun mewujudkan keinginan itu...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline