Mungkin pembaca pernah melihat anak-anak yang menangis meraung-raung bahkan berguling-guling di tanah karena permintaannya tidak dikabulkan, misalnya mainan. Saya sendiri pernah melihatnya langsung di sebuah pesta, pada saat itu orangtua anak tersebut, benar-benar bingung karena tingkah anaknya yang berusia kira-kira tujuh tahun. Mungkin karena saking bingungnya, orangtua anak tersebut hanya diam saja.
Contoh yang agak ekstrim tersebut memang jarang terjadi, yang paling sering saya jumpai adalah menangis dan merajuk, biasanya di depan toko mainan anak-anak atau di swalayan.
Pada prinsipnya hal yang sama juga sering saya jumpai pada pelajar dan mahasiswa. Begitu banyaknya warnet-warnet dan game-game station, dipenuhi oleh mereka dari pagi hingga malam hari. Mereka banyak melakukan kegiatan-kegiatan sejenis, kegiatan-kegiatan yang sia-sia, bahkan tidak sedikit melakukan kegiatan-kegiatan yang merugikan diri mereka sendiri dan orang lain misalnya mengkonsumsi narkoba dan genk motor.
Mengapa hal-hal seperti itu terjadi?
Permasalahannya memang tidak sederhana, namun tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu penyebab utamanya adalah pendidikan manajemen prioritas yang tidak diterapkan dengan baik atau bahkan tidak diajarkan oleh orang tua mereka.
Manajemen Prioritas
Steven R. Covey dalam bukunya "First Things First" telah menguraikan konsep manajemen prioritas dengan jelas dan baik sekali, berdasarkan penting dan mendesaknya suatu kegiatan. Gambar dibawah merupakan konsep Matrix Manajemen Prioritas yang dipopulerkan oleh Steven R. Covey.
[caption id="attachment_185260" align="aligncenter" width="358" caption="Matrix Manajemen Prioritas "][/caption]
Berdasarkan diagram tersebut dapat diketahui terdapat empat kuadran yaitu:
- Penting dan Mendesak
- Penting dan Tidak Mendesak
- Tidak Penting dan Mendesak
- Tidak Penting dan Tidak Mendesak
Contoh-contoh dibawah ini hanya sebagai gambaran, dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan atau tingkat kepentingan dan waktu suatu kegiatan.
Penting dan Mendesak
- Untuk pelajar dan mahasiswa, misalnya besok mau ujian akhir, malam ini harus mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan untuk menghadapi ujian tersebut, misalnya alat-alat tulis, kartu ujian, dan membaca-baca kembali topik pelajaran yang akan diujikan.
- Pertemuan bisnis
- Peristiwa yang bersifat krisis, misalnya kecelakaan
- Pekerjaan yang memiliki batas waktu