Kemarin, Minggu 6 Mei 2012, setelah memuaskan diri dengan mandi air panas bumi (Hotspring), penulis singgah sebentar di Stasiun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) PT Pertamina Geothermal Energy, Sibayak Sumatera Utara. Lokasinya hanya sekitar 100 m dari lokasi pemandian air panas Lau Sidebuk-Debuk. Penulis sangat terkesan dengan kebersihan lingkungan stasiun tersebut. Sepintas lalu lokasi tersebut tidak menunjukkan bahwa lokasi tersebut merupakan stasiun sumber energi, tidak ada polusi suara maupun polusi asap. Sangat berbeda dengan lingkungan lokasi pertambangan energi minyak bumi.
[caption id="attachment_175902" align="aligncenter" width="413" caption="Stasiun PLTP Sibayak Sumut, di kejauhan terlihat puncak Gunung Sibayak (dok. pribadi)"][/caption] Stasiun PLTP Sibayak ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yuhoyono pada tanggal 11 Desember 2007. Hingga saat ini kapasitas produksi stasiun tersebut sebesar 12 Mega Watt, sumber energi listrik yang mencukupi kebutuhan masyarakat wilayah Berastagi.
[caption id="attachment_175910" align="aligncenter" width="403" caption="Uap air sisa pengolahan, berbau belerang namun tidak terasa mengganggu (Dok. Pribadi)"]
[/caption] Potensi energi panas bumi di Indonesia mencakup 40% potensi panas bumi dunia, tersebar di 251 lokasi pada 26 propinsi dengan total potensi energi 27.140 MW atau setara 219 Milyar ekuivalen Barrel minyak. Kapasitas terpasang saat ini hanya 1.194 atau 4% dari seluruh potensi yang ada (Pertamina GE). Selain faktor ramah lingkungan, Panas Bumi merupakan salah satu sumber energi yang sangat potensial bagi solusi energi dan ekonomi Indonesia. Namun cukup disayangkan pemerintah belum memanfaatkannya secara maksimal. * ** ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H