Cinta...
Salah satu topik yang rasanya tiada habis untuk dibahas. Satu topik penting dan kompleks dalam kajian psikologi sosial. Sangat mengasyikkan dan sangat bermanfaat dalam menata kehidupan sendiri, bagi kehidupan dalam biosfer bumi ini, bahkan Ibnul Qayyim Al Jauziyah dalam bukunya "Taman Orang-Orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu" (Good Reads), menyebutkan "Karena Cinta dan untuk Cintalah Alam Semesta diciptakan."
Defenisinya pun sangat beragam, seakan-akan defenisinya sebanyak orang yang merasakannya, atau bisa juga dianalogikan sebagaimana orang Eskimo yang memberikan sekitar 50 nama untuk salju.
Ada juga yang bilang cinta itu buta, tapi bagi saya pribadi tidak.
Cinta itu melek, sangat melek malah. Selalu ada alasan-alasan atau motif mengapa cinta itu ada, terlepas dari bisa tidaknya dideskripsikan oleh yang sedang merasakan cinta itu...
Beberapa waktu yang lalu saya membaca status Setia Furqon Kholid berikut ini di Facebook Fan Pagenya.
===
Perbedaan Cinta dan Sayang
Cinta pada seseorang menimbulkan harapan
Sayang pada seseorang menumbuhkan pengorbanan
Cinta membutuhkan pertemuan fisik
Sayang menembus batas ruang dan waktu
Cinta hadir karena sebab, dan hilang saat sebab tak lagi ada
Sayang hadir tanpa sebab, ia abadi di sanubari