Lihat ke Halaman Asli

Rahmad Agus Koto

TERVERIFIKASI

Generalist

Mengapa Tahun Baru Dirayakan?

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Besok, kita akan meninggalkan tahun 2014 dan memasuki tahun yang baru, 2015. Seperti biasanya, pergantian tahun ini dirayakan secara umum di seluruh negara-negara (Wikipedia). Jenis perayaannya pun berbagai macam, sesuai dengan latarbelakang sosial budaya negara masing-masing.

Lalu, apa sih sebenarnya yang dirayakan dari peristiwa itu? Mengapa dirayakan?

Biasanya merayakan sesuatu itu kan karena hari besar ibadah, sukses dalam suatu bisnis, dll. yang menimbulkan kegembiraan sehingga pantas untuk dirayakan. Sukses melewati tahun kemarin? Sukses hingga kini masih bertahan hidup? Sukses menerima bonus akhir tahun?

Klo cuma itunya, rasanya kog gak pas ya untuk dirayakan secara umum. Refleksi atau evaluasi diri? Itu kan gak musti nuggu akhir tahun, seyogianya kita lakukan minimal setiap hari.

Terkait hal ini saya menemukan penjelasan yang sangat menarik dan saya pikir bermanfaat, serta bisa memahamkan mengapa pergantian tahun ini memang sebaiknya dirayakan, tentunya dalam kadar sewajarnya, gitu kan ya... :)

Iya, inti dari tujuan perayaan ini adalah refleksi diri.

Penutupan dan pembukaan siklus tahunan itu merupakan simbol kekuatan untuk mengevaluasi dan sekaligus mempersiapkan diri (refleksi) untuk menghadapi tahun berikutnya, momen meringkas seluruh hasil refleksi harian yang dilakukan selama satu tahun itu.

Lalu mengapa umumnya setiap orang mengambil waktu yang sama, pada hari yang "disepakati"?

Menurut Psikolog Jacqueline Meireles (Pravda), kampanye (perayaan) global tahunan yang bertujuan baik ini menciptakan momen yang sangat baik untuk mendorong proses refleksi diri itu. Benar, proses refleksi itu bisa dilakukan kapan saja, namun waktu pergantian tahun ini memiliki berat tersendiri karena sifatnya yang massal itu, menjadikannya momen yang sangat unik, memiliki daya sugesti yang besar.

Bagaimanapun toh itu semua kembali kepada diri kita masing-masing ya.

Ada yang merayakannya secara meriah dengan cara berpesta di hotel, di tepi pantai, di alun-alun dan sebagainya. Ada juga yang mencukupkan diri merayakannya di rumah beserta keluarganya, seperti salah satu pendapat teman berikut ini di status Facebook saya terkait hal ini,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline