Teori konspirasi antivaksin ini sudah lama sekali saya ketahui, semenjak saya masih kuliah di Departemen Biologi FMIPA Universitas Sumatera Utara belasan tahun yang lalu. Bahkan samar diingatan, sudah pernah saya dengar ketika masih duduk di bangku SMP.
Teori yang secara umum mengatakan bahwa vaksin digunakan untuk melemahkan tubuh generasi suatu kaum atau negara, sehingga negara itu bisa dikuasai dengan mudah. Teori yang lebih ekstrim lagi mengatakan digunakan untuk membunuh sebagian populasi manusia di dunia dalam rangka memperlambat laju pertumbuhan manusia demi kelanggengan suatu ras manusia.
Teori yang intens disebarkan dan diwariskan kepada generasi-generasi muda oleh kelompok-kelompok tertentu. Saya enggan menautkan sumber-sumbernya disini, jika mau silahkan teman-teman googling dengan kata kunci "vaksin melemahkan manusia").
Hampir seluruh teori itu mengarahkan tuduhannya kepada Yahudi-Amerika.
Sekarang, Penyakit Campak (istilah medisnya Rubeola) sedang mewabah di Amerika. Hingga saat ini telah menelan 102 korban di 14 Negara Bagian Amerika. Sebagian besar korban tersebut sebelumnya tidak pernah memperoleh vaksinasi (Live Science).
Sebagai informasi tambahan, WHO mempublikasikan bahwa Campak sebagai salah satu faktor utama penyebab kematian anak-anak di dunia. Di tahun 2013, tercatat 145.700 korban meninggal dunia, kira-kira 400 kematian per hari atau 16 kematian setiap jam (WHO).
Berdasarkan peristiwa wabah campak yang sedang terjadi di Amerika ini, bisa digunakan untuk membantah teori konspirasi antivaksin bahwa Program Immunisasi sengaja dilakukan oleh Amerika untuk tujuan negatif.
Secara logika, tidak masuk akal Amerika melemahkan atau membunuh warga negaranya sendiri, satu negara yang dikenal cukup ketat melindungi hak-hak hidup warganya.
Peristiwa ini juga menjadi tambahan informasi bahwa immunisasi terbukti memberikan manfaat yang sangat signifikan bagi kesehatan masyarakat (sekitar 90% yang diberi vaksin campak terbebas dari penyakit campak).
Sebelumnya, kampanye immunisasi WHO selama tahun 2000 hingga 2013, telah berhasil mencegah 15,6 juta kematian. Korban meninggal akibat penyakit campak menurun dari 544.200 (2000) menjadi 145.700 (2013).
Semoga Instansi Pemerintah, LSM, dan "kita-kita" yang khususnya mengetahui cara kerja dan manfaat vaksinasi ini tetap memberikan perhatian dan atau meningkatkan kampanye vaksinasi, untuk mengedukasi masyarakat yang awam terhadap hal ini, sekaligus menekan penyebaran teori antivaksinasi yang bisa dikatakan menyesatkan itu.