Manuver politik Partai Demokrat sungguh luar biasa!
Mantul, mantap betul! Te o pe, top! Entah apa lagi bentuk kekaguman lainnya yang bisa terlontar dari mulut sebagian pihak tadi.
Salahkah jika ada sebagian pihak yang terpesona atau kagum dengan manuver politik Partai Demokrat belakangan ini?
Ada baiknya terlebih dahulu menyimak artikel sebelumnya: Celana Dalam Partai Demokrat Dipertontonkan?
Secara garis besarnya artikel tersebut mengupas tentang kritikan para kader senior Partai Demokrat, yaitu Max Sopacua, Ahmad Mubarok, Ahmad Yahya dan lain-lain.
Mereka tergabung dalam Gerakan Moral Penyelamatan Partai Demokrat (GMPPD), dan mengkritik yuniornya (Andi Arief, Rachlan Nashidik, dan Ferdinand Hutahaean) yang dinilai sering melontarkan pernyataan yang tidak sesuai dengan marwah, karakter dan jati diri Partai Demokrat sehingga melahirkan inkonsistensi dan kegaduhan.
Para yunior tadi diminta untuk menyampaikan permohonan maaf dan tidak mengulangi perbuatannya lagi. Rachlan Nashidik pun menyindir para senior Partai Demokrat, dan tercetuslah narasi celana dalam Partai Demokrat di sini.
Apakah akan terjadi keributan di internal partai berlambang mercy itu?
Ternyata benar, karena Max Sopacua dan kawan-kawan yang tergabung dalam GMPPD tadi mengusulkan Kongres Luar Biasa (KLB). AHY dinilai layak untuk menggantikan SBY, dan seandainya Partai Demokrat menjadi parpol pendukung pemerintah, AHY pantas menduduki kursi menteri pada kabinet Jokowi yang akan datang.
Tapi usulan KLB dari GMPPD tadi disambut dengan usulan lain berupa pemecatan terhadap para kader senior Partai Demokrat itu.