SBY berduka, seperti itu media-media mengatakannya.
Mengapa SBY berduka tak perlu dijelaskan lagi, karena media-media yang ada tadi pun telah gencar memberitakan tentang kepergian Ani Yudhoyono untuk selama-lamanya.
Sang istri tercinta Ani Yudhoyono wafat pada 1 Juni 2019, dan SBY berduka seketika.
Ketika Ani Yudhoyono masih dirawat di Singapura, cukup banyak tokoh-tokoh masyarakat yang datang menjenguknya, memberikan semangat, dan memanjatkan doa, antara lain Jokowi dan Ma'ruf Amin.
Ucapan turut berduka cita pun cukup banyak dilontarkan oleh tokoh-tokoh bangsa beberapa saat setelah diketahui Ani Yudhoyono meninggal dunia di Singapura akibat mengidap penyakit kanker darah yang menyebabkan SBY berduka tadi. Meski SBY berusaha tegar, tetap terlihat kesedihan yang mendalam di wajahnya.
SBY sangat mencintai istrinya (begitu juga sebaliknya), dan media-media pun kembali mengisahkan perjalanan cinta dan momen-momen SBY dan Ani Yudhoyono sedang bermesraan beberapa waktu lalu.
Mungkin saja ada sebagian pihak yang memperkirakan, memprediksi, atau spekulasi karir politik "Keluarga Cikeas" dan Partai Demokrat selanjutnya cenderung suram setelah kepergian Ani Yudhoyono, dan sebagian pihak tadi pun teringat dengan kejadian yang dialami oleh mantan Presiden Soeharto.
Presiden Soeharto terlihat sangat terpukul atas meninggalnya ibu Tien Soeharto pada 28 April 1996, dan sekitar 2 tahun kemudian Soeharto yang dianggap sudah menjadi lemah dan karir politiknya pun suram menyatakan dirinya mundur sebagai presiden.
Benarkah setelah SBY berduka atas kepergian sang istri tercinta Ani Yudhoyono, maka selanjutnya karir politik "Keluarga Cikeas" dan Partai Demokrat pun menjadi suram atau mirip kejadian yang menimpa Soeharto?
Jika ada sebagian pihak yang berpikiran seperti itu boleh dibilang manusia yang senang dengan "cocoklogi". Apapun dikait-kaitkan agar terlihat pas atau cocok.