Jokowi tak harus bertemu Prabowo?
Ya, memang tak harus. Belakangan ini cukup banyak pihak yang menyarankan agar Jokowi dan Prabowo segera bertemu.
Alasannya? Secara garis besarnya supaya situasi dan kondisi politik menjadi dingin.
Kerusuhan yang terjadi pada 21-22 Mei lalu membuat situasi dan kondisi politik memanas, dan perlu dibuat menjadi dingin. Salah satu caranya Jokowi dan Prabowo bertemu, begitu saran sebagian pihak.
Saran? Tapi kesannya kok harus? Lucu, saran itu boleh diikuti, boleh tidak, bukan sebuah keharusan. Makanya, Jokowi tak harus bertemu Prabowo.
Meski Jokowi tak harus bertemu Prabowo, bukan berarti JK tak boleh bertemu dengan capres 02 yang kalah pada Pilpres 2019 itu.
Menurut berita, JK sudah bertemu Prabowo pada Kamis (23/5/2019) kemarin. Katanya pertemuan mereka hanya tukar pikiran saja terkait kondisi bangsa saat ini.
Apapun yang dibicarakan JK dan Prabowo tidak mengubah keputusan KPU yang menyatakan Jokowi-Ma'ruf Amin menang, dan Prabowo-Sandi kalah pada Pilpres 2019.
Biasanya pihak yang kalah mengucapkan selamat kepada pihak yang menang, tapi sampai saat ini tidak dilakukan oleh Prabowo-Sandi. Makanya Jokowi tak harus bertemu Prabowo, apalagi ada beberapa pernyataan dari Koordinator Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak yang terkesan songong (sombong) dan ngelunjak (bertingkah, tidak menghargai orang lain).
"Pertemuan dan silaturahim itu silakan saja. Kapanpun Pak Jokowi silaturahim ke Kertanegara atau ke Hambalang, Pak Prabowo itu welcome," ujar Dahnil di sini.
Lha, pihak yang menang datang kepada pihak yang kalah? Sudah kalah masih saja songong, kalau tak ingin disebut "manusia tidak tahu diri".