Enam orang meninggal dan ratusan mengalami luka-luka, kata Anies Baswedan terkait aksi massa pada 21-22 Mei 2019 di Jakarta.
Menurut berita telah terjadi kerusuhan, makanya aksi demo tadi dilakukan oleh perusuh, tapi lain lagi kata Prabowo di sini.
"Saya kira, walaupun ini aksi damai, bisa berakhir, untuk istirahat, untuk menghadapi besok dan melanjutkan ibadah kita."
Begitu imbauan Prabowo kepada aksi massa 22 Mei 2019.
Imbauan Prabowo tadi dipuji oleh sebagian pihak, bahkan terkesan lebay (berlebihan) dengan mengatakan "Prabowo telah menyelamatkan Indonesia".
Tapi mungkin juga ada sebagian pihak lainnya yang menilai pujian itu kurang tepat. Alasannya imbauan Prabowo tadi dilakukan setelah terjadi kerusuhan yang menyebabkan 6 orang meninggal dan ratusan orang luka-luka seperti kata Anies Baswedan di atas tadi.
Jumlah enam orang meninggal ini banyak atau sedikit?
Terlepas banyak atau sedikit, publik umumnya merasa prihatin. Bentuk prihatinnya pun bisa berbeda, termasuk dalam menunjuk hidung pihak mana yang seharusnya bertanggung jawab.
Pertanyaannya, apakah salah jika para politikus melakukan sebuah parodi setelah ada enam orang meninggal pada aksi massa tadi?
Menurut berita di sini, para politikus dari kubu Jokowi-Ma'ruf Amin maupun Prabowo-Sandi membuat parodi menyerahterimakan Ferdinand Hutahaean.
Prosesi serah-terima politikus Partai Demokrat tadi terekam dalam sebuah video berdurasi 31 detik, dan dilakukan usai acara Mata Najwa.