Tante Miyabi kembali mengatakan kasihan Prabowo-Sandi.
Ini sudah keempat kalinya ia merasa kasihan Prabowo-Sandi. Sebelumnya pun mengatakan hal seperti itu, dan bisa dilihat pada tiga artikel di bawah ini:
- Tante Miyabi: Kasihan Prabowo-Sandi (1)
- Tante Miyabi: Kasihan Prabowo-Sandi (2)
- Tante Miyabi: Kasihan Prabowo-Sandi (3)
Sebentar lagi masa kampanye Pilpres 2019 berakhir, tapi hasil survei dari berbagai lembaga survei yang ada hingga saat ini tidak menggembirakan bagi kubu Prabowo-Sandi.
Frustrasi? Hal yang wajar dan manusiawi kalau kubu Prabowo-Sandi serta pendukungnya mulai frustrasi. Tante Miyabi pun bisa memaklumi jika orang yang frustrasi, otaknya mulai agak korslet.
Salah satu contohnya senang dengan "cocoklogi". Apapun dikaitkan atau dihubung-hubungkan, ujung-ujungnya Jokowi-Ma'ruf Amin kalah pada Pilpres 2019 (bwa-ha-ha-ha!).
Frustrasi itu pun membuat sebagian pendukung Prabowo-Sandi senang berandai-andai. Seandainya Jokowi-Ma'ruf Amin kalah, apabila Jokowi-Ma'ruf Amin kalah, dan seterusnya.
Ya amplop, senang dengan "cocoklogi" dan berandai-andai!
Kasihan Prabowo-Sandi memiliki pendukung seperti itu.
Masih ada lagi tanda-tanda frustrasi tadi, yaitu senang melebih-lebihkan sesuatu, atau bahasa gaulnya lebay!
Jutaan orang yang hadir pada kampanye akbar Prabowo-Sandi di Stadion Utama Gelora Bung Karno, dan tak lupa menggunakan jurus "ngeles kayak bajaj" dengan mengatakan jutaan orang tadi termasuk yang ada di luar stadion, dan mereka dinamis bergerak, ada yang datang, dan ada yang pergi, silih berganti.
Jurus "ngeles kayak bajaj" yang biasa digunakan oleh mereka " yang nilai rapor matematikanya merah", kata Tante Miyabi sambil tersenyum simpul, dan geli sendiri.