Tante Miyabi membaca berita yang mengatakan Prabowo kampanye terbuka di Makassar pada hari ini. Sebelumnya Prabowo kampanye terbuka di Manado.
Prabowo kampanye dari Manado ke Makassar, cukup jauh juga perjalanan yang ditempuhnya untuk melakukan sebuah kampanye.
Tante Miyabi sempat bertanya dalam hati. Emang masih ada gunanya Prabowo kampanye? Bukankah hasil survei dari berbagai lembaga survei selalu mengunggulkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin?
Tak usah mengambil hasil survei yang terlalu jauh selisihnya, cukup melihat hasil Survei Litbang Kompas yang membuat senang kubu Prabowo-Sandi, selisihnya 11,8%.
Cukup jauh selisih elektabilitasnya, sedangkan hari H Pilpres 2019 kurang dari sebulan lagi, tepatnya 24 hari. Apakah bisa elektabilitas Prabowo-Sandi mengungguli elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin?
Menurut pendapat Tante Miyabi tidak ada gunanya lagi Prabowo kampanye terbuka di Manado, Makassar, atau tempat lainnya, sebab sudah sangat sulit mengungguli elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin sekaligus memenangkan Pilpres 2019 dengan selisih elektabilitas yang cukup jauh tadi, sementara waktu yang tersisa relatif pendek.
Tante Miyabi pun berkernyit dahinya setelah membaca berita lainnya yang mengatakan Jokowi kampanye terbuka di Serang, Banten.
Untuk apa lagi? Bukankah hasil survei dari berbagai lembaga survei yang ada selama ini selalu mencatat hasil yang memuaskan, yaitu tak pernah menang elektabilitas Prabowo-Sandi? Apakah Jokowi-Ma'ruf Amin ingin menang telak, makanya masih melakukan kampanye terbuka di Serang, Banten, dan tempat lainnya?
Tapi akhirnya Tante Miyabi menyadari mengapa Jokowi masih melakukan kampanye terbuka, sebab Jokowi pernah mengatakan agar tetap waspada terhadap bahaya hoaks.
Sila simak videonya di bawah ini:
Hoaks itu bisa saja menurunkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin.