Lihat ke Halaman Asli

Lohmenz Neinjelen

Bola Itu Bundar, Bukan Peang

Jokowi Sok Galak

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Jokowi menaikkan harga BBM bersubsidi mendapat pujian dari mereka yang setuju. Menurut penilaian mereka yang setuju tadi merupakan sebuah keputusan yang tegas, berani mengambil langkah yang tidak populer, bla bla bla. Tegas, mungkin tidak sedikit pihak yang menganggapnya galak ketika Jokowi mengatakan supaya kapal-kapal asing yang mencuri ikan di perairan Indonesia ditenggelam saja untuk memberikan efek jera. "Nggak usah tangkap-tangkap, langsung saja tenggelamkan. Tenggelamkan 10 atau 20 kapal, nanti baru orang mikir," kata Jokowi DI SINI. Saya terbelalak tak percaya. Salah tuliskah media?. Mungkin 300 milyar, bukan 300 trilyun setahun, tapi Jokowi sendiri yang menyebut 300 trilyun setahun kerugian dari sektor perikanan gegara nelayan dan kapal asing itu. Jika memang sebesar itu kerugiannya, wajarlah apabila kegeraman itu mencuat. Kerugian negara yang diperkirakan hanya  6, 7 trilyun rupiah dari kasus Bank Century saja ributnya minta ampun, dan tidak sedikit pihak yang geram. Mosok kerugian hingga 300 trilyun setahun masih adem ayem?. Perlu tindakan yang tegas, keras dan tanpa cipika-cipiki (kompromi). Tapi tak lama kemudian saya menepok jidat saya sendiri...pletak!. Setelah terkesan tegas dan galak tadi, Jokowi mengatakan sebelum ditenggelamkan nelayan-nelayan asingnya diselamatkan terlebih dahulu karena tak ingin membuat banyak negara-negara lain protes. Masih saja ada cipika-cipiki itu. Sebutan nelayan di depan kata nelayan asing seharusnya gak ngaruh, pencuri adalah pencuri, pencuri tetap pencuri. Pencuri?. Jika bangsa sendiri yang melakukan korupsi puluhan milyar sudah layak disebut perampok, mosok nelayan asing yang merugikan hingga 300 trilyun setahun cuma disebut pencuri?. Mosok tidak layak ditenggelamkan juga?. "Jadi rame nanti negara lain," seloroh Jokowi. Cuma seloroh. Jadi masih ada kemungkinan nelayan asing perampok 300 trilyun setahun itu ditenggelam juga bersama kapalnya setelah diberi peringatan.

******

sumber berita dan gambar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline