Lihat ke Halaman Asli

Pilih Mana, Kepentingan Bangsa atau Agama?

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kalau yang belum menemukan benang merah kebersatuan atau kemanunggalannya antara agama dan bangsa pasti akan menghadap-hadapkan keduanya itu sebagai dua hal yang tidak sinkron, tidak memiliki hubungan tunggal, dan bahkan berpikir atau memahaminya sebagai dua hal yang memang betul-betul bisa dihadap-hadapkan sebagai yang saling bertolak belakangan atau berlawanan. Padahal tidak! Pandangan diri yang (sudah) dewasa atau (sudah) baligh aqalnya tidak mendua. Melainkan tunggal. Dalam pandangan diri yang (sudah) dewasa atau (sudah) baligh aqalnya tidak sesuatu pun yang terkesan tidak berkaitan atau tak ada benang merahnya, apalagi terkesan ada yang bertentangan atau bertolak belakangan dengan yang lainnya. Melainkan semuanya (sudah) adalah satu yang tunggal. Semua tindakan, semua pemikiran, dan semua pandangan muncul dari dan akan senantiasa merujuk pada kemanunggalan pandangan yang merupakan buah dari kedewasaan diri atau kebalighan aqalnya. Sehingga baik perbuatan, ucapan, pemikiran, dan pandangan-pandangannya tetap akan senantiasa berada di dlm konteks kemanunggulan. Tak ada satu atau sebagian pun sikap, ucapan, tindakan, atau pemikiran dan pandangan yang mendua sama sekali. Yang mendua itu adalah yang condong atau memiliki kecenderungan untuk mengiyakan atau setuju kepada salah satu atau sebagian tapi tidak mengiyakan atau tidak setuju kepada yang sebagian lainnya. Kemenduaan sikap itu pertanda diri yang belum matang atau aqal yang belum baligh. Buahnya adalah sikap mental, pandangan hidup, serta tindakan serta ucapan yang munafik!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline