‘Usahakanlah agar kita menjadi bangsa pelaut kembali. Bangsa pelaut yang mempunyai armada niaga, bangsa pelaut yang mempunyai armada militer, bangsa pelaut yang kesibukan di laut menandingi irama gelombang lautan itu sendiri.’ Ir. Soekarno
Itulah kutipan pidato Presiden pertama Indonesia pada peresmian Institut Angkatan Laut pada tahun 1953. Mengobarkan semangat dalam mengembangkan usaha kemaritiman, baik dalam bidang niaga maupun militer. Memang pada era tahun 50-an hingga 80-an pembangunan maritim menjadi salah satu perhatian pemerintah, khususnya pada bidang industri. Pengembangan pelayaran, produksi kapal, dan pembangunan infrastruktur pendukung gencar dilakukan. Namun, dengan adanya kebijakan scrapping pada masa orde baru, aktivitas itu pun menjadi lesu kembali. Di mana kebijakan itu mengharuskan kapal yang berusia lebih dari dua puluh lima tahun untuk dibesituakan.
Sebenarnya hal ini patut untuk di sayangkan. Dengan sumber daya laut yang melimpah namun tidak dimanfaatkan secara maksimal akan menimbulkan dampak negatif. Salah satu fakta yang buruk tentang kelautan Indonesia adalah maraknya kegiatan Illegal, Unreported, and Unregulated Fishing (IUUF). Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti, negara dirugikan hingga US$ 20 miliar per tahun dari kegiatan illegal Fishing. Tidak hanya itu saja, tindakan IUUF juga memungkinkan menimbulkan kejahatan HAM, seperti perdagangan manusia, korupsi, hingga penipuan pajak.
Melihat hal ini pemerintah bersama masyarakat Indonesia perlu kembali menata sistem kelautan melalui hasrat menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Gagasan poros maritim dunia juga telah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo pada KTT Asia Timur pada tahun 2014. Ia mengungkapkan bahwa ada lima pilar utama dalam mewujudkan cita-cita itu. Yaitu melalui pengembangan budaya maritim, menjaga dan mengelola sumber daya laut, memberikan fokus pada infrastruktur kelautan, melakukan diplomasi maritim, dan yang terakhir membangun kekuatan pertahanan maritim.
Sejak dulu Indonesia dikenal sebagi negara yang memiliki potensi maritim yang hebat. Hal ini dikarenakan adanya 17 ribu pulau dan wilayah laut yang mencapai 70 persen dari luas wilayah NKRI. Tidak hanya itu, lokasi Indonesia yang berada di wilayah geografis yang menguntungkan, yaitu di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Jalur yang menghubungkan dua samudera itu disebut-sebut sebagai jalur yang penting bagi lalu lintas perdagangan dunia. Tiga Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) juga menjadi faktor pendukung lain dalam kesuksesan maritim Indonesia. ALKI merupakan alur yang dapat digunakan pelayaran kapal dan penerbangan pesawat internasional secara normal dan damai. Di mana telah dilalui sekitar 45 persen dari total nilai perdagangan dunia.
logistik maritim
Bisnis logistik merupakan aspek penting dalam sistem perdagangan baik nasional maupun internasional. Hal ini berkaitan dengan luasnya wilayah Indonesia serta jumlah penduduk yang menempati urutan pertama di Asia Tenggara. Menurut prediksi lembaga riset Frost & Sullivan, pertumbuhan pasar transportasi dan logistik naik sebesar 15,2 persen di tahun 2015. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan domestik Indonesia sendiri.
Sebagai negara kepulauan, sebagian besar kegiatan logistik akan berpusat pada transportasi bidang maritim. Konektivitas di laut ini mutlak diperlukan untuk memperlancar arus barang dan jasa antar kepulauan di Indonesia maupun di luar negeri. Akhir-akhir ini transportasi barang melalui laut memang semakin banyak diminati. 80 persen distribusi barang dunia melalui jalur perairan laut. Dengan 45 persennya melalui jalur pelayaran laut Indonesia. Ada banyak hal yang bisa menjadi alasan, salah satunya adalah pertimbangan biaya. Namun dengan menggunakan transportasi maritim tidak semerta-merta dapat menekan biaya logistik. Masih diperlukan pembenahan infrastruktur laut seperti pelabuhan, kapal, dan sumber daya manusia untuk mendukung tujuan itu.
Pembenahan infrastruktur tersebut, seperti dijelaskan sebelumnya, selaras dengan pilar yang menjadi dasar dalam mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Dengan adanya fasilitas kelautan yang nyaman dan efisien akan mempermudah akses distribusi barang maupun jasa, baik di dalam negeri maupun ke luar negeri. Selain itu juga mampu mendorong terbentuknya budaya maritim dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Karena, pada dasarnya tujuan Indonesia menjadi poros maritim dunia adalah untuk membangun kerja sama regional dan internasional bagi kemakmuran rakyat.
Peran perusahaan bidang operator terminal pelabuhan
Bidang kepelabuhanan memegang peran penting dalam menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, khususnya dalam bidang logistik. Pelabuhan dapat dikatakan sebagai pintu gerbang dalam memasuki suatu negara atau daerah lain. Kemudian pelabuhan berfungsi sebagai penyedia fasilitas pemindahan muatan dari darat menuju laut maupun sebaliknya. Dengan kondisi pelabuhan yang prima, akan mampu berkontribusi dalam kemajuan logistik Indonesia, khususnya yang melalui jalur laut.