Lihat ke Halaman Asli

Ajoy

Buruh serabutan. Gajian adalah hal menyenangkan meskipun hanya sesaat, indomie kemudian.

Pengenalan Karya Sastra dalam Apresiasi Puisi bagi Siswa Sekolah Menengah Pertama

Diperbarui: 7 Juli 2022   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sesi foto bersama setelah pembelajaran selesai (Dokpri)

 Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilah berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan Sastra Indonesia. Pada dasarnya, pembelajaran sastra merupakan bagian dari pembelajaran Bahasa Indonesia yang tentunya mengarah pada peningkatan kemampuan dalam berbahasa Indonesia. 

Kreativitas anak pada usia Sekolah Menengah Pertama masih sangat beragam sesuai dengan tingkat kematangan dan perkembangan otak mereka. Maka dari itu, untuk meningkatkan perkembangan kreativitas agar tumbuh optimal dalam menulis puisi, perlu ada bimbingan dari guru dan ahlinya. Dari waktu ke waktu perkembangan puisi sudah cukup signifikan.

Kreativitas yang dimiliki oleh usia Sekolah Menengah Pertama sudah mulai berkembang dan mengeluarkan ide-ide baru. Karena pada usia ini, pengalaman baru, perasaan baru, suasana yang pula mempengaruhi cara berfikir dalam menuangkan isi dari pikiran dan perasaan pada peserta didik. Haruskanya pendidikan menulis puisi dapat menjadi wadah atau sarana bagi anak untuk mengenbangkan dan menuangkan kreativitasnya. 

Ada beberapa hal besar yang sangat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran menulis khususnya puisi, sering kali di kelas dalam pembelajaran   kemampuan menulis puisi di kelas masih sangat sederhana. Guru bahasa Indonesia hanya memberika intruksi untuk mengungkapkan apa yang dirasakan kedalam bentuk bait-bait.

Menulis puisi tidak lah mudah bagi sebagian orang, sebagai penyair, sudah hal yang wajib dalam penguasaan bahasa, serta kemampuan-kemampuan seperti kecermatan dan ketepatan dalam menggunakan bahasa agar menghasilkan puisi. Puisi memiliki susunan yang terdiri dari lirik, bait, dan pertalian makna (Waluyo, 2008: 24). 

Dalam menulis puisi perlu memperhatikan retorika untuk memberi pengaruh terhadap pembaca atau pendengar. Penyair juga bisa mengunakan kata-kata kiasan, perumpamaan, majas atau gaya bahasa, dan perlambangan akan sesuatu agar menciptakan puisi yang indah. Maka dari itu, gaya bahasa menjadi bagian dari nilai estetika karya sastra.

Dalam mengungkapkan bahasa, perasaan pengarang merupakan cerminan dari apa yang akan diungkapkan oleh sebab itu akan memperngaruhi perasan dan sikap pembacanya. Pemilihan bentuk pengungkapan bahasa dan gagasan ini sangat menentukan kreatifitas dan imajinasi pengarang agar menghasilkan seberapa besar nilai karya yang telah ditulis. 

Gaya bahasa dapat digunakan dalam segala ragam bahasa baik secara lisan, tulisan, nonsastra,, karena gaya bahasa adalah cara mengungkapkan bahasa dalam konteks, orang, dan maksud tertentu, tutur Sudjiman (1998:13).

Menilai suatu karya sastra salah satunya  dengan cara mengapresiasi puisi yang mengacu pada pemahaman dan pengenalan terhadap suatu karya cipta yang memberikan penilaian, pertimbangan serta penghargaan melalui kepekaan pikiran kritis dan kepekaan perasaan terhadap karya tersebut. 

Proses apresiasi berawal dari pengenalan, pemahaman, penghayatan, dan penerapan. Kegiatan apresiasi puisi dilakukan dengan membaca puisi sekaligus mengenali, memahami, berpikir kritis, dan timbul kepekaan rasa terhadap puisi yang dibaca. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline