Lihat ke Halaman Asli

Yunuraji P

Orang biasa

[Fabel] Perjuangan Seekor Nyamuk

Diperbarui: 7 November 2015   21:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Yunuraji P, No. 91

“Pergi kamu! Kenapa kamu datang dan melakukan ini kepadaku? Kenapa tidak kau cari saja korban yang lain?” Itulah kata-kata yang kurang lebih biasa mereka ucapkan kepadaku.

Mungkin karena kedatanganku yang mendadak begitu saja dan main hisap darah mereka. Entah itu manusia, ataupun binatang yang lebih besar dan begitu menjanjikan.

Aku adalah seekor nyamuk yang memerlukan darah untuk bisa bertahan hidup dan berkembang biak. Banyak dari mereka yang setiap kali mendengar atau melihatku, langsung mengibaskan apa saja yang mereka bisa lakukan untuk membunuh atau mengusirku. Seperti dua belah tangan, ekor, kepala, badan yang bergoyang setiap aku terlihat oleh mata mereka, ataupun hal lain yang tidak aku ketahui bentuknya. Yang jelas, setiap kali aku mampir, mereka akan melakukan tindakan tersebut, meskipun aku cukup lihai dari serangan tersebut dan berhasil mengambil beberapa darah yang aku perlukan.

--------------------------------------

“Apa rencanamu?” Tanya salah seorang temanku ketika aku tengah beristirahat dari serangan manusia yang dimana tadi dia berusaha membunuhku dengan racun, tetapi dia tidak mengetahui kalau aku telah bersembunyi di tempat yang tidak terkena udara racun yang menurutku kadar racun untukku terlalu rendah dan pergi setelah dia memberikan celah untuk kabur.

“Entahlah. Mungkin sebaiknya aku terbang menemui mereka yang lemah dan kurang waspada. Seperti biasa.” Jawabku dengan nada sedikit lemah karena sekarang teman kami semakin banyak, sementara jumlah korban yang bisa dihisap kurang dari biasanya. Mungkin karena mereka tengah berpergian ke suatu tempat, mungkin tengah meninggalkan tempat ini. Aku tidak tahu.

“Yang benar?” Tanyanya tidak percaya. Sepertinya dia agak sedikit kagum dengan diriku yang masih mau bertahan disini.
“Iya.” Jawabku singkat sambil menghirup sedikit air yang dimana ada banyak ikan menunggu kami lengah dan menjadi santapan kami. Aku terbang dengan cekatan dan menghindari gerakan ikan yang ada.

“Selalu seperti biasa. Cepat, lincah, gesit, dan tak tersentuh sama sekali.” Kata kawanku yang kini melihat ada mangsa dan meninggalkanku.

--------------------------

“Sial! Aku hanya bisa mengambil setengah dari isi perutku. Padahal aku masih perlu setengahnya lagi. Mereka semakin kuat dan semakin cepat saja.” Kata temanku sambil mendaratkan dirinya disebelahku. Kami beristirahat sejenak di sebuah lemari yang cukup tinggi dan aman dari serangan cicak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline