Layak tidak layak begitulah judul yang aku pilih walaupun rasanya tidak pantas ku tuliskan judul diatas karena bukan kapasitasku. Tapi di samping ketidak layakan itu, sejujurnya judul itu adalah manifestasi dari rasa yang sebenarnya.
Sakit sebenarnya mengingat semua yang telah terjadi. Ketidak konsistenan adalah akar dari permasalahan yang ada walau sebenarnya permasalahan itu entah berawal dari siapa. Masing-masing memiliki argumentasi sebagai pembenar tindakan dan ucapan. Pun begitupun aku yang merasa benar dengan apa yang sudah aku lakukan. Tapi sejatinya, kebenaran itu bukan milik siapapun. Kata "sebaiknya" lebih layak di sematkan sebagai argumentasi untuk saling berjauhan.
Tidak begitu lama aku kenal kamu & captain-mu. Waktu yang singkat itu aku manfaatkan untuk banyak belajar mengenal kamu, captain-mu & keluargamu walapun toh belum sempat banyak belajar, aku harus "drop out" dari "meja belajar". Tapi waktu yang sedikit untuk belajar itu, telah menumbuhkan rasa sayang yang tidak kecil, rasa rindu yang bukan sekedarnya. Semuanya seolah telah tertanam di sanubari akan hangatnya saat-saat bersama. Semuanya sudah terpatri !! Yaah, mungkin itulah kata yang tepat untuk mengilustrasikan rasaku padamu & captain-mu.
Saat ini, jangankan berharap banyak & lebih padamu. Semuanya seolah sudah terkubur dalam. Harapan memberikan perhatian, kasih sayang, cinta & segala yang kamu butuhkan tidak berani aku tumbuhkan lagi. Lebih banyak kekuranganku dibanding kelebihanku itulah alasan utamanya. Dan pada dasarnya, manusia akan lebih bisa menerima kebaikan (kelebihan) dibanding kekurangan.
Diatas segalanya, menjelang 'Idul Fitri tahun 2012 ini aku rindu kau & captain-mu.. :'(
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H