Belajar pada hakikatnya suatu upaya mengubah kemampuan dari dalam diri seseorang agar terdapat peningkatan. Jika upaya yang dilakukan terdapat peningkatan kemampuan maka dipastikan seseorang telah belajar baik dari guru atau tutor sebaya. Kepekaan dalam belajar perlu ditumbuhkan sejak dini sebab merupakan hal yang penting bagi perkembangan pengetahuan, perilaku, dan mental baik selama di lingkungan akademik maupun nonakademik. Perbedaan pengetahuan, perilaku, dan mental yang dimiliki oleh setiap siswa menjadi peluang bagi seorang guru dalam memahami karakter peserta didik tentu pemahaman ini didukung oleh kemampuan pengajar dalam persoalan strategi mengajar.
Pembelajaran di dalam kelas yang dilakukan guru terhadap siswa perlu adanya unsur ketertarikan atau minat terhadap materi ajar bukan hanya sebatas menyimak dan melihat Ketika guru mengajar. Guru adalah sosok yang menjadi pusat perhatian sehingga siswa perlu memperoleh sesuatu yang berbeda, bernilai, dan bermakna.
Jika selama ini guru mengajar masih mengandalkan hanya pada buku teks dalam artian penyampaian materi hanya berupa teks yang dibacakan dan siswa diinstruksikan menyelesaikan soal-soal latihan tentu tujuan pembelajaran sepenuhnya belum tercapai. Pemanfaatan buku atau referensi lainnya ketika mengajar hanya dibacakan hingga membuat siswa menyimak dengan tenang pada akhirnya membuat siswa kurang produktif dan kreatif.
Mengajar di dalam kelas ditentukan oleh alokasi waktu 2x40 menit untuk SMP dan 2x45 menit untuk SMA. Inilah yang perlu disiasati oleh guru ketika mengajar di dalam kelas menumbuhkan sikap produktif dan kreatif. Strategi yang perlu digunakan oleh guru ialah dengan pemanfaatan sumber belajar dari media yang bukan hanya buku teks melainkan yang bersifat pandang (visual), dengar (audio) atau jejaring (web). Pemanfaatan sumber belajar menggukanan media bukanlah hal yang dapat menyita waktu guru melainkan sebagai penambahan kompetensi dalam diri terhadap respons perkembangan zaman yang berbasis teknologi.
Kondisi pembelajaran yang nyaman ialah ketika siswa merasa tertarik terhadap materi ajar yang disampaikan sehingga fokus menjadi syarat utama dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Materi ajar dalam kurikulum 2013 yang serba teks bukan berarti siswa harus memahami dan menguasai hanya dari teks sebagai media sumber belajar melainkan siswa paham terhadap tipe dan konten teks-teks tersebut. Misalnya di teks cerita imajinasi pada jenjang SMP kelas VII dengan aktivitas mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi (cerita imajinasi) yang dibaca dan menceritakan Kembali isi teks narasi (cerita imajinasi) yang didengar dan dibaca secara lisan, tulis, dan visual. Hal yang dapat dilakukan ialah sebagai berikut (Septiaji, 2019: 97-99).
- siswa menyaksikan tayangan tentang cerita imajinasi melalui video dalam perangkat laptop yang telah disiapkan oleh guru atau secara online di kanal youtube misalkan berjudul Panci Ajaib pada alamat berikut https://www.youtube.com/watch?v=i-av_fgq4xY.
- siswa melakukan curah pendapat untuk menggali pengetahuan berkaitan dengan tayangan yang disaksikan.
- siswa merespons pertanyaan-pertanyaan yang membangun konteks berkaitan dengan tayangan terhadap unsur-unsur cerita imajinasi yaitu (a) apakah sebelumnya Saudara pernah menyaksikan tayangan cerita?; (b) apa yang dimaksud dengan cerita imajinasi?; (c) apa yang membedakan cerita imajinasi dengan cerita lainnya?.
- Setelah merespons pertanyaan-pertanyaan terkait unsur dalam cerita imajinasi, selanjutnya siswa membaca teks cerita imajinasi bertopik hal-hal bersifat ajaib yang dibagikan oleh guru.
- Siswa secara berkelompok menyusun pertanyaan terkait dengan isi teks cerita imajinasi untuk diceritakan Kembali dengan memperhatikan unsur-unsurnya.
- Guru melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa.
- Siswa mendata unsur-unsur cerita imajinasi sesuai dengan isi teks.
- Siswa mengklasifikasikan data berdasarkan isi teks.
- Siswa mengidentifikasi hasil yang sudah diklasifikasi sesuai dengan isi teks.
- Siswa secara berkelompok mendiskusikan data klasifikasi dan identifikasi unsur-unsur cerita imajinasi sesuai dengan isi teks.
- Siswa secara berkelompok membaca dan membandingkan unsur-unsur pada dua teks cerita imajinasi.
- Siswa menyimpulkan isi dua teks cerita imajinasi.
- Siswa melakukan kunjungan kerja ke kelompok lain, satu orang anggota kelompok bertugas menjelaskan hasil diskusi di kelompok masing-masing.
- Kelompok yang dikunjungi melakukan presentasi dan memberi penjelasan hasil kerja kelompok. Siswa yang berkunjung memberikan respons dengan memberikan tanggapan dan pertanyaan untuk mendalami dan mengetahui kebenaran hasil identifikasi teks yang telah dibaca.
- Siswa yang bertugas mempresentasikan dan memberikan penjelasan-penjelasan beserta alasan logis untuk membuktikan kebenaran hasil identifikasi yang telah didiskusikan di kelompok masing-masing.
- Siswa yang berkunjung menuliskan catatan-catatan di kertas yang telah disediakan berupa penilaian, tanggapann, atau masukkan terhadap hasil kerja kelompok lain dan menempelkannya pada plano hasil kerja kelompok tersebut.
- Setiap kelompok menempelkan hasil diskusi pada tempat pajangan yang disediakan.
- Siswa mengungkapkan Kembali tentang unsur-unsur yang terdapat dalam teks yang telah dibaca.
- Siswa menuliskan simpulan pada kartu yang telah disiapkan guru mengenai unsur-unsur yang telah diidentifikasi melalui kegiatan mendengarkan dan membaca.
- Siswa menempelkan kartu yang telah diisi pada kertas plano yang akan dipajangkan di dinding kelas.
- Siswa dan guru secara bersama-sama menyimpulkan pembelajaran teks cerita imajinasi.
Aktivitas yang dilakukan oleh siswa dan guru di atas tidak terlepas dari kehadiran media sebagai strategi guru dalam menuntun pada proses serta hasil yang signifikan. Melalui media yang digunakan siswa tidak akan mengalami aktivitas menyimak secara terus-menerus atau pengerjaan soal latihan melainkan pandangan mata akan tertuju pada tampilan tayangan dari video, pendengaran akan fokus terhadap hasil suara.
Dengan demikian materi ajar yang teks cerita imajinasi dikemas dengan cara yang menarik melalui media pandang (visual) dan dengar (audio) tentu disertai tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan target kompetensi dasar sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dan siswa memperoleh pengalaman belajar dengan menyenangkan dan meyakinkan.**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H