Lihat ke Halaman Asli

Dilema Megawati

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Relakah Megawati untuk menetapkan Jokowi sebagai capres? Tak adanya keputusan hingga saat ini menunjukkan putri Bung Karno itu sebenarnya tak rela. Mengikuti arus opini publik untuk menetapkan Jokowi bukan kehendak hatinya.

Di kalangan PDIP, Jokowi tak berdarah biru. Kiprahnya juga masih seumur jagung. Kemampuannya masih harus diuji. Masih banyak yang meragukan kapabilitasnya.

Popularitas Jokowi memang berada di puncak. Namun itu karbitan media. Sejak membawa mobil Esemka ke Jakarta, ia menjadi magnet bagi awak media. Seolah-olah Jokowi sangat dekat dengan wong cilik. Seakan-akan sikapnya tegas. Jokowi pandai menarik perhatian kuli tinta. Masuk ke gorong-gorong. Mendatangi perkampungan warga. Ikut membersihkan kali.

Namanya sontak melambung. Sehari-hari media memberitakan aktivitas dia. Namun sayangnya miskin visi, fakir ide, tak diwarnai munculnya gagasan-gagasan yang brilian. Ucapan-ucapannya belum cukup memberi inspirasi dan membangkitkan. Dalam hal ini saya hendak membandingkan Jokowi dengan Anies Baswedan, yang kaya ide dan gagasan. Kata-kata yang keluar dari mulut Anies mampu membangkitkan semangat, memberi inspirasi.

Elit-elit PDIP sadar, popularitas Jokowi ibarat gelembung yang siap meletus. Tak ada isi. Sementara Megawati jelas cemburu elektabilitasnya tak semoncer Jokowi.

Kini Megawati dihadapkan pada dilema: Menuruti kehendak publik atau bersikukuh menghadirkan kandidat yang kapabel sekaligus populer dalam kontestasi 9 April nanti.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline