Lembaran kertas tertaut rimbanya puluhan aksara. Terlintas sama, tertata rapi dan bersekat. Setiap lembaran demi lembaran berporos hal yang sama pada bab sebelumnya pula. Layaknya buku cerita sungguhhan, kertas ini mengandung diksi bagaikan tali benang ruwit untuk menjadikan seni.
Ada satu diksi yang mengubahnya menjadi intuisi yang menarik. Hal itu terletak pada bagian gambar matahari. Matahari yang menyinari semesta jagad raya walaupun ada mendung yang belum tentu hujan. Belajar dari matahari yang bilamana ia selalu menyinari pada waktunya. kebalikan awan mendung yang hanya mendung belum tentu hujan pula.
Buku baru dibuat dengan langkah menginjak konspirasi alam meskipun dibayangi mendung namun matahari tetap menyinari. Garis waktu membuatnya untuk selalu mengambil kesempatan walaupun senja hanya sesaat. Lembaran Buku baru akan menemui titik temu. mulai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H