Lihat ke Halaman Asli

Pujangga

Mahasiswa di Universitas Negeri Semarang

Ging Nang Boyz dan Polemik Cinta Sejati

Diperbarui: 9 Agustus 2023   22:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sejak dulu, cinta sudah banyak dibicarakan. Banyak sekali literatur klasik yang membincangkan perkara cinta, sebab cinta hadir dalam tiap zaman hidup manusia. Cinta sering digambarkan sebagai sesuatu yang menggairahkan, juga sebagai bentuk perasaan paling suci dan primal. 

Cinta dirasakan oleh Adam, oleh Sulaiman, oleh Lu Bu, oleh Shakespeare, juga digambarkan dalam segala macam bentuk, yaitu dalam perilaku, puisi, renungan filosofis, hingga sebuah lagu. 

Salah satu lagu yang berusaha menggambarkan mengenai perasaan cinta adalah sebuah lagu karya band Ging Nang Boyz berjudul Koi wa Eien, atau dalam terjemahan Inggrisnya, My Love For You Is Eternal.

My love for you is eternal --- my love belongs only to you.

Watching the city at twilight --- the laughing and the crying.

The white blouse --- Melt me, melody.

It's a dream of strawberry fields

Begitulah kurang lebihnya Ging Nang Boyz membuka lagu ini, "Cintaku padamu adalah sebuah keabadian---cintaku adalah milikmu seorang". Sebuah pembuka yang manis, namun sayangnya terdengar begitu penuh hasrat. Sebab apabila kita pandangi penggalan lirik tersebut dalam kacamata yang jernih, sebenarnya tidak ada cinta yang abadi.

Cinta abadi hanyalah kiasan semata, sebab manusia sendiri tidaklah abadi. Bahkan bila tidak abadi sekalipun, perasaan cinta yang dialami manusia tidak akan bertahan hingga bertahun-tahun, sebab manusia berevolusi untuk menjadi makhluk yang tidak pernah puas akan suatu hal.

Pada masa lalu, dua kebutuhan yang menunjang eksistensi manusia di dunia ini adalah makan dan hubungan seksual. Keduanya adalah kebutuhan yang membuat manusia tetap lestari hingga masa kini, sebab makanlah manusia dapat hidup, dan sebab hubungan seksuallah eksistensi spesies dapat dilanjutkan hingga bergenerasi-generasi.

Kegiatan makan adalah kegiatan yang menghasilkan kepuasan sementara, yang akan hilang kemudian seiring waktu, dan untuk mendapatkan kepuasan yang sama, manusia mesti makan lagi apabila sudah merasa lapar. Sama seperti hubungan seksual, kepuasan yang didapatkan darinya adalah sebuah kepuasan sementara pula, yang apabila ingin mendapati kepuasan yang sama, mesti melakukan hal yang sama pula apabila dirasa dibutuhkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline