Lihat ke Halaman Asli

Ganjar atau Prabowo?

Diperbarui: 18 April 2023   10:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dinamika pencapresan menjelang pemilihan presiden 2024 masih cair dan dinamis. Ada partai yang sudah menentukan pilihan capresnya dan ada yang masih menimbang sana-sini atau menunggu satu sama yang lain. Namun, perdebatan siapa capres potensialnnya sudah mengerucut pada tiga nama yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. Nama terakhir ini sudah diusung oleh Nasdem, demokrat, dan PKS. Sedang dua lainnya masih jadi perbincangan dan perdebatan di antara para partai politik yang belum menentukan pilihannnya. Ketiga nama kandidat di atas menjadi perbincangan utama karena menempati tiga posisi besar dalam setiap hasil survei dengan prosentase di atas 20 persen. Adapun kandidat lainnya seperti Airlangga hartanto, Muhamin Iskandar, Puan maharani, AHY, dan lainnya berada di kisaran 1 persen elektabilitasnya.

Sekarang muncul wacana bagaimana menduetkan Prabowo dan Ganjar, karena kedua orang ini sama-sama direstui dan diendors oleh Jokowi. Apakah selayaknya capresnya Prabowo dan cawapresnya Ganjar? atau sebaliknya. Banyak yang mencoba mengutak-atik dan mencoba mensimulasi posisi kedua kandidat potensial ini.  kalo Prabowo capresnya jelas akan didukung penuh oleh Gerindra dan kemungkinan partai politik lainnya dalam koalisi. Namun, kecil kemungkinan untuk didukung oleh PDI-P, karena PDI-P sudah memegang tiket untu mengusung capresnya sendiri tanpa perlu berkoalisi dengan partai politik lainnya. Sedang Ganjar sendiri merupakan kader PDI-P yang menjadikan Ganjar tidak berani untuk mencoba menerima pinangan dari partai lainnya. Hal ini dikarenakan Ganjar masih berharap akan diusung oleh PDI-P. Menerima pinangan partai lain akan membuat Ganjar dianggap tidak loyal terhadap PDI-P dan bisa menjadikan blunder buat dirinya. 

Adapun seandainya duet Prabowo-Ganjar terjadi maka jalannya juga tidak akan mulus. Sudah dua kali Prabowo mencapreskan diri dan kalah. Prabowo banyak ditentang oleh kalangan aktifis HAM dan demokrasi, karena Prabowo dianggap bagian dari orde baru dan cacat HAM dalam kasus penculikan aktifis 98. Oleh karena itu, maka pencapresan Prabowo seakan-akan mengulangi resistensi dan penolakan terhadap dirinya seperti pada pilpres 2014 dan 2019. Pendukung Prabowo pun sudah pecah, sebagian sudah beralih ke Anies Baswedan  karena sebagian pendukungnya yang dulu adalah kelompok Islam kanan yang diwakili oleh PKS.

Berbeda seandainya pasangan duetnya adalah Ganjar-Prabowo. Pasangan ini akan didukung sepenuhnya oleh PDI-P dan kemungkinan besar partai lain dalam koalisinya Jokowi. Dalam beberapa kali survei, elektabilitas Ganjar cenderung unggul dibanding Prabowo dan Anies. Elektabilitas ini diperoleh oleh Ganjar ketika belum diusung oleh partai manapun sebagai capres 2024. Jadi, elektabilitas Ganjar sangat mungkin untuk terus naik jika sudah diusung sebagai capres, apalagi bilamana sudah melakukan kampanye ke daerah-daerah.

Melihat beberapa pertimbangan di atas, seandainya harus berpasangan antara Prabowo dan Ganjar, maka duet Ganjar-Prabowo lebih berpeluang memenangi pilpres 2024 dibanding duet Prabowo-Ganjar. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline