Lihat ke Halaman Asli

Ajinatha

TERVERIFIKASI

Professional

Inilah Musuh Penulis Sesungguhnya

Diperbarui: 15 November 2019   19:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada sebagian penulis yang menganggap sebagai penulis itu banyak musuhnya. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar, lain soal kalau menjadi penulis kontroversial, yang karya tulisnya selalu memancing keributan.

Memang ada penulis yang seperti itu? Jelas gak ada, masak sih bikin tulisan cuma buat ngajak ribut. Tapi yang jelas penulis punya musuh tapi tidak banyak, cuma satu. Itu kata saya.

Ada penulis yang menganggap kemalasan sebagai musuhnya, karena kalau sudah datang kemalasan atau rasa malas, maka rasa malas itu sangat menganggunya.

Tapi ada juga yang menganggap kesibukan lain sebagai musuhnya, di samping aktivitas menulis. Dia menganggap kesibukannya di luar menulis sangat mengganggu aktivitas menulis, sehingga membuat dia kurang produktif.

Kalau kesibukan seperti itu saya rasa bukanlah musuh ya, justru itu penunjang aktivitas kita menulis. Itu bagi yang memilih menulis sebagai profesi utama tentunya.

Selain itu, ada juga yang menganggap ketidaknyamanan sebagai musuhnya. Menurutnya suasana yang tidak nyaman itu sangat mengganggu konsentrasinya dalam menulis, sehingga dia berusaha setiap menulis harus dengan kondisi yang nyaman.

Namun Ada juga yang menganggap musuh terberatnya sebagai penulis adalah rasa kantuk, karena kalau rasa kantuk datang, maka tidak ada yang bisa di lawan selain daripada tidur. Kalau sudah tidur disaat sedang mood menulis, maka buyarlah semua Inspirasi dan konsentrasi.

Semua yang dianggap musuh di atas, kalau menurut saya adalah satu rangkaian yange memang sering dihadapi penulis. Namun Hal seperti itu bagi seorang penulis masih bisa disiasati, dan mudah diatasi.

Tapi sesungguhnya musuh terberat seorang penulis itu adalah "orang yang tidak ingin membaca". Enak gak sih udah menulis dengan berbagai ekspresi dan aksi, kadang sampai nungging dalam mengekspresikan tulisan, begitu di-posting atau di publish ke publik tidak ada yang baca.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline