Lihat ke Halaman Asli

Ajinatha

TERVERIFIKASI

Professional

Duit Obat yang Bikin Sehat

Diperbarui: 14 November 2019   11:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Pixabay.com

Saya tidak tahu apakah tulisan ini nyambung dengan topik yang dibahas, namun menurut hemat saya ada kaitannya dengan persoalan mengkonsumsi obat.

Dalam tulisan ini saya akan menceritakan sebuah pengalaman seorang teman, bagaimana dia tetap sehat meskipun tidak mengkonsumsi obat, dan senantiasa dianugerahi kesehatan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

Perjalanan saya kemarin (13/11/2019), ke Cikindo ArtGallery seperti sebuah perjalanan spiritual. Pertemuan saya dengan pak Harkopo Lie di Parung, seakan-akan Pertemuan saya dengan seorang Ustadz (orang berilmu), karena banya sekali pencerahan dan Ilmu yang saya dapat.

Saya tidak lagi mempertanyakan apa agamanya, karena semua yang terucap dari lisannya adalah hal-hal tentang kebaikan dan perbuatan baik. Tidak satu patah katapun terucap dengan kasar dan bernada merendahkan orang lain, bahkan selalu menghindari untuk membicarakan orang lain.

Ada satu hal yang menarik hati saya, tentang falsafah "Duit Obat" yang menurut saya mengandung pesan yang begitu dalam, dan sangat perlu diamalkan dalam kehidupan.

Dia menceritakan kalau setiap bulan punya anggaran untuk Obat, yang nilainya cukup lumayan, tapi anggaran tersebut hampir setiap bulan tidak pernah digunakan untuk berobat, karena ditakdirkan Tuhan dia selalu sehat.

Uang tersebut dia kumpulkan, dan digunakan untuk kemaslahatan. Uang itu dia manfaatkan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan.

Karena semua aktivitasnya berhubungan aktivitas para seniman, kadang-kadang uang tersebut dia gunakan untuk membeli karya-karya seniman baik yang ada dilingkungannya, maupun seniman-seniman diluar itu yang dianggap perlu dibeli karyanya.

Saya bilang sama dia, itulah yang membuat pak Harkopo selalu dianugerahi kesehatan, karena sedekah memang menyehatkan dan menyenangkan.

Dia selalu berpikir dan bertindak untuk kepentingan orang banyak, demi mengisi hari tuanya, sebagai wujud dari bersyukur kepada Tuhan yang sudah menitipkan harta-Nya.

Dalam usianya yang sebaya dengan saya, yakni 60 tahun, dia tidak pernah mengurangi aktivitasnya yang begitu banyak. Disamping mengurus perusahaannya, dia juga mengumpulkan para seniman dalam sebuah komunitas yang dia kelola.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline